Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Gedung Hailai Ancol, Ladang Uang DKI Zaman Ali Sadikin yang Sudah 4 Kali Terbakar

Kompas.com - 06/11/2019, 09:31 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Sementara itu, Gedung Hailai sempat beralih fungsi menjadi tempat untuk ring tinju. Gelaran berbagai kejuaraan tinju, antara lain Piala Sentot II, Kejuaraan Tinju Nasional Tinju Yunior IV,  pernah berlangsung di sini.

Beberapa tahun setelahnya Gedung Hailai kembali berubah fungsi. PT Jaya Ancol dan PT Philindo sempat menyewakan gedung tersebut.

Hasilnya gedung tiga lantai itu diisi oleh restoran, tempat hiburan malam, dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Akan tetapi, pada tahun 1988, Gedung Hailai kembali terbakar. Kebakaran itu benar-benar menghabisi seluruh isi gedung. Hanya ruangan sembilan meter persegi milik PBSI yang selamat dari bara api.

Baca juga: Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Kebakaran Gedung Hailai Ancol

Kendati demikian, Hailai kembali bangkit pascakebakaran. Kali ini mereka mulai mengusung nama International Hailai Executive Club. Berbagai nama besar di dunia musik seperti Aaron Kwok, Skeeter Davis, pernah manggung di sana.

Berbagai pergelaran seni seperti Festival Sinetron Indonesia, Faces of Indonesia, dan lain-lain juga pernah dihadirkan di sini.

Akan tetapi Hailai kembali tersandung masalah. Hendro Sumampouw, bos tempat hiburan malam tersebut tertangkap Polres Metro Jakarta Utara membawa ekstasi di dalam mobilnya. Penangkapan ini berujung penutupan Hailai Executive Club per tanggal 26 Juli 1996.

Atas kasus itu Hendro dijatuhi hukuman enam bulan masa percobaan Ditambah denda Rp 5 juta.

Baca juga: Gedung Hailai Ancol Terbakar, Tidak Ada Korban

Pascakasus tersebut, nadi Hailai masih tetap berdenyut sebagai tempat hiburan malam. Akan tetapi peredaran narkoba masih lekat dengan diskotek tersebut.

Di tahun 2000-an eksistensi Hailai mulai surut dan perlahan tutup. Bahkan, Kapolres Metro Jakarta Utara saat ini, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa saat kebakaran yang terjadi Senin lalu atau saat gedung ini sedang dibongkar.

Tempat hiburan, Hailai di Taman Impian Jaya Ancol, pada April 1971.KOMPAS/PAT HENDRANTO (PH) Tempat hiburan, Hailai di Taman Impian Jaya Ancol, pada April 1971.

"Jadi kebetulan gedung ini sudah kosong, dan gedung ini memang dalam proses untuk dirobohkan atau diambil barang-barang berharga karena sudah lama tidak terpakai," kata Budhi saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2019).

Baca juga: Sebelum Terbakar, Hailai Ancol dalam Proses Pembongkaran

Kini gedung ini telah luluh lantah dimakan api, meski bangunan intinya masih kokoh berdiri, didalamnya tersisa puing-puing bekas kebakaran.

Tapi, apakah Hailai angkan bangkit setalah terbakar keempat kalinya? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com