Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagar di Komplek PIK Dibongkar, Camat Minta Warga Tak Egois dan Bantu Pecah Kemacetan

Kompas.com - 11/11/2019, 21:18 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Penjaringan Muhammad Andri mengatakan pembongkaran pagar yang ia lakukan di gerbang dan pagar Komplek Pinisi dan Trimaran Permai, Pantai Indah Kapuk, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara untuk mengurangi kemacetan.

Andri menjelaskan, setiap jam berangkat dan pulang kerja di Jalan Pantai Indah Kapuk Timur dan Jalan Marina Raya semakin hari semakin macet.

"Karena PIK ini kemacetannya sudah tambah parah, jadi kita harus buka jalan itu jadi jalan umum," kata Andri kepada wartawan, Senin (11/11/2019).

Ia menyebutkan, jalanan yang ditutup warga dengan pagar tersebut merupakan jalan inspeksi milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sehingga pihaknya berhak membongkar pagar tersebut.

"Itu alasan saja itu jalannya sebenarnya dulu tidak digerbang dulu jalannya dibuka cuma peristiwa 98 terus ditutup dikasih gerbang nah sekarang kan sudah aman," tutur Andri.

Gerbang Jalan Komplek Pinisi dan Trimaran yang dibongkar Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk dibuat jalan tembusKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI Gerbang Jalan Komplek Pinisi dan Trimaran yang dibongkar Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk dibuat jalan tembus

Andri juga tidak ambil pusing soal protes warga yang menyebutkan pembongkaran pagar meninggalkan rasa aman bagi warga sekitar. Menurut dia, komplek tersebut sudah dijaga oleh banyak sekutriti.

Ia turut mempersilahkan warga untuk membangun gerbang-gerbang baru di jalanan yang mengarah langsung ke perumahan warga.

Baca juga: Warga Kuster Pinisi dan Trimaran PIK Protes Pagar Dibongkar untuk Jalan

Menurut dia, penolakan itu hanya sebagai keegoisan warga yang tidak mau membuka akses jalan tersebut digunakan oleh masyarakat umum.

Sebelumnya warga memprotes pembongkaran gerbang komplel Pinisi dan Timaran yang dilakukan Pemkot Jakarta Utara.

Agus Widjaja, kuasa hukum warga Komplek Pinisi dan Trimaran mengatakan, sebelum pagar itu dijebol, jalanan itu hanya bisa diakses warga komplek.

"Jadi itu jalan mentok enggak bisa tembus ke jalan raya. Karena itu jalan hijau dan di peta Pemda itu enggak ada, jadi itu jalan dipaksain tembusin ke Jalan Raya," kata Agus.

Menurutnya, jalanan yang berada di lahan hijau dan berada dibawah aliran sutet tidak layak dijadikan jalanan umum yang akan dilintasi banyak warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com