Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah DKI Terapkan Urban Renewal yang Dijanjikan Anies di Lokasi Penggusuran di Sunter Agung?

Kompas.com - 20/11/2019, 07:34 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur bangunan dan tempat usaha warga yang keberadannya disebut liar di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019).

Penggusuran itu melibatkan 1.500 personel gabungan dari unsur polisi, Satpol PP, serta petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).

Penggusuran sempat ricuh karena warga berkeras mempertahankan bangunan yang telah mereka tinggali selama puluhan tahun.

Baca juga: Ditanya soal Penggusuran Kawasan Sunter, Anies Hanya Tersenyum Tanpa Berkomentar

Namun, penggusuran jalan terus. Pemerintah harus menormalisasi saluran di sana agar kawasan itu tidak tergenang air setiap kali diguyur hujan.

Janji urban renewal Anies

Saat masih berstatus bakal calon gubernur DKI, Anies pernah mengungkapkan pendekatan baru untuk menata kampung-kampung di Jakarta.

Dia berujar, pendekatan itu tidak sekadar memindahkan warga ke tempat lain, tetapi juga membuat kehidupan warga lebih baik, yakni tempat yang memudahkan warga mengakses pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Saat itu, Anies menyatakan belum tentu dia tidak akan melakukan penggusuran.

"Saya tidak mengatakan bahwa nol, enggak akan ada penggusuran, enggak. Memang ada yang harus pindah karena kepentingan umum yang harus dinomorsatukan," kata Anies di Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, pada 9 Oktober 2016.

Anies juga pernah menyinggung soal penggusuran saat debat calon gubernur. Menurut dia, penggusuran dengan sekadar memindahkan warga adalah cara kuno.

Anies menyatakan akan melakukan cara modern, yakni penataan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, pendidikan, dan sosial warga yang terdampak.

Menurut Anies, cara modern yang akan ia lakukan adalah urban renewal atau peremajaan kota, baik itu ditata maupun diperbaiki.

Saat kampanye di Kalijodo, Jakarta Utara, pada 15 April 2017, Anies juga bicara soal peremajaan.

"Kampung diremajakan, ditata ulang, warganya tetap tinggal di sana, tetapi kampungnya menjadi kampung yang bersih, sehat, baik, dan masing-masing memiliki tempat tinggal," ujar Anies.

Mungkinkah urban renewal di Sunter Agung?

Camat Tanjung Priok Syamsul Huda mengatakan, bangunan dan tempat usaha warga di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII dibongkar karena mengokupasi jalan dan saluran.

Jalan yang semula memiliki lebar 12 meter, hanya tersisa lima meter. Saluran selebar lima meter tertutup seluruhnya karena diokupasi.

Kawasan tersebut menjadi becek ketika diguyur hujan.

Baca juga: Korban Penggusuran Sunter Agung Harap Anies Menemui Mereka

"Yang jelas kami mengembalikan fungsinya ke semula," ujar Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Selasa kemarin.

Menurut Syamsul, setelah bangunan dan tempat usaha warga dibongkar, pemerintah mulai mengeruk saluran yang tertutup lumpur dan berbagai jenis sampah. Lebar saluran akan dikembalikan seperti sedia kala.

Pemerintah juga akan mengembalikan lebar jalan dan membangun taman di sana. Sebab, zona kawasan yang diokupasi warga adalah zona hijau dan biru.

Syamsul berujar, Pemprov DKI tidak mungkin menerapkan konsep urban renewal di lokasi gusuran Sunter Agung.

"Posisinya sekarang ini kan jalan raya, terus ada saluran. Kalau dibikin model begitu (urban renewal) kan enggak bisa," kata dia.

Menurut Syamsul, konsep urban renewal baru bisa diterapkan di kawasan yang memiliki lahan kosong yang bukan untuk kepentingan umum. Contohnya Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kalau ini (Sunter Agung) kan jalan dan saluran. Kalau misalkan ditata di situ, pakai space yang mana, kecuali kalau misalkan ada lahan, luasnya berapa hektar, memungkinkan," ujar dia.

Maka, jalan satu-satunya setelah penggusuran Sunter Agung adalah merelokasi warga di sana ke rumah susun (rusun). Pemprov DKI sudah menawarkan unit Rusunawa Marunda. Namun, warga tidak mau daftar untuk pindah.

Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta juga menawarkan pelatihan untuk para pekerja di sana. Lagi-lagi, mereka belum mau mendaftar.

"Mereka mungkin masih nungguin barang dagangannya. Kami bantu, misalkan mau jual ke mana, kami bantu angkut, atau mau taruh di mana, kami bantu angkut, jadi enggak semena-mena juga," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com