“Sudah 12 orang itu kan 10 orang PTT (pegawai tidak tetap). 10 orang PTT itu sudah dipecat. Itu sudah clear,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta, Wahyono, saat dihubungi, Kamis (21/11/2019).
Dari 12 anggota Satpol PP DKI yang diduga membobol ATM, ada dua orang yang masih berstatus pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta.
Dengan demikian, nasib ikatan dinas mereka masih menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian serta menanti pemecatan lantaran statusnya sebagai PNS.
Baca juga: Pembobolan ATM oleh Satpol PP Diduga Terjadi Sejak April hingga Oktober 2019
Jika nantinya dari hasil pemeriksaan dua orang Satpol PP itu ditetapkan sebagai tersangka, keduanya juga akan dipecat. Selama proses hukum belum inkrah, kedua PNS itu masih menerima gaji 60 persen.
“Kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka kita berhentikan sementara. Kalau berurusan dengan hukum nanti kita lihat, kalau sudah ada keputusan inkrah, baru ada keputusan kita berhentikan atau tidak,” kata Wahyono.
Polda Metro Jaya pun turun tangan menangani kasus ini. Polisi mengklaim telah memanggil 41 orang yang diduga membobol ATM itu. Namun, hanya 25 orang yang memenuhi panggilan polisi. Tidak semua dari 41 orang tersebut merupakan anggota Satpol PP DKI.
Baca juga: Enggan Komentar, Anies Serahkan Kasus Satpol PP yang Bobol ATM ke OJK dan Polisi
Sementara itu, polisi juga telah memanggil pihak Bank DKI guna dimintai keterangan terkait dugaan kesalahan sistem yang menyebabkan pembobolan ATM. Hasil pemanggilan, manajemen Bank DKI mengklaim tengah memverifikasi kesalahan sistem.
Dalam konferensi pers, Jumat (22/11/2019), Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, pembobolan ATM diduga terjadi sejak April hingga Oktober 2019.
Kala itu, salah satu anggota Satpol PP DKI Jakarta mengambil sejumlah uang dari mesin ATM bank swasta dengan kartu ATM Bank DKI. Namun, saldo yang terpotong pada rekening hanya Rp 4.000.
Selanjutnya, anggota Satpol PP DKI itu langsung menginformasikan kejanggalan transaksi di ATM Bersama itu kepada teman-temannya.
"Karena dia merasa cuma terpotong (saldo di rekening sebesar) Rp 4.000, dia ulangi beberapa kali. Kemudian disampaikan ke teman-temannya. Teman-temannya yang lain jumlahnya hampir sekitar 41 orang," kata Yusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.