Tak hanya menuai kontra dari PDI-P, Fraksi Gerindra juga menilai bahwa PSI menunjukan sikap yang naif.
Terlebih, kata dia, Fraksi PSI beralasan pengembalian anggaran reses untuk membantu anggaran daerah yang sedang defisit.
"Menurut saya sih naif aja, anggota dewan itu kerjanya bukan begitu. Itu tugas dinasnya BPRD nyari duit. Terpenting itu menggunakannya, kalau misalnya yang dimaksud efisiensi itu bukan begitu," ujar Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Syarif.
Menurut dia, jika ingin menghemat anggaran, anggota DPRD DKI Jakarta hanya perlu meminimalisir harga-harga keperluan selama reses.
"Saya nih Alhamdulillah ada juga yang saya kembalikan, cuma enggak naif begitu misalnya nasi boks di situ tertera Rp 57.000 saya belanjakan cuma Rp 42.000, terus sisa anggarannya pulangin. Yang dimaksud efisiensi itu situnya bukan enggak dipakai," jelas Syarif.
Syarif mengaku, pengembalian dana reses tersebut menyebabkan aspirasi yang diinginkan masyarakat tidak dapat tersampaikan.
Terlebih, kata dia, anggota DPRD PSI hanya turun ke tempat reses sekitar 6 sampai 8 titik.
"Mereka kan cuma 6 sampai 8 titik (reses) dari yang idealnya itu 16 titik reses. Coba kalau banyak turun ke lapangan, kan ada banyak lagi program yang didapatkan dari masyarakat dan nantinya bisa di akomodir bukan alih-alih mengurangi titik reses," cetusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.