Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Tipu Daya Penipu Ibu Kota, Kasus Djeni hingga Perumahan Syariah

Kompas.com - 31/12/2019, 10:40 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Dalam menyakinkan korbannya, Azura kerap berkamuflase menjadi orang kaya raya bergelimang harta.

Kepada para korbannya, Azura mengaku mewarisi harta yang melimpah dari seorang ibu yang kaya raya.

Dia juga mengaku memiliki rumah belasan kamar di luar negeri.

“Tapi kami cek semua tidak benar. Kalau kami balikin, dia kayak gelagapan sendiri,” ujar L.

Seiring dengan banyaknya laporan dari korbannya di Hong Kong, kini polisi setempat memburunya.

Hingga kini penyidikan kasus Azura terus dilakukan polisi Hong Kong.

3. Penipuan perumahan syariah

Kasus penipuan perumahan syariah juga sempat menjadi sorotan publik.

Dalam dua bulan terakhir, Polda Metro Jaya mengungkap dua kasus penipuan perumahan syariah di Jakarta dan sekitarnya.

Para tersangka kedua kasus tersebut kerap menggunakan modus yang sama, yakni penjualan rumah syariah tanpa riba, tanpa pengecekan Bank Indonesia (BI checking), tanpa bunga kredit, dan penawaran harga rumah yang murah.

Penawaran tersebut tentunya mengundang masyarakat untuk tergiur membeli rumah. Namun, tanpa disadari ribuan warga yang tergiur tersebut masuk perangkap penipuan para tersangka.

Salah satu kasus yang diungkap polisi terjadi pada November 2019. Sebanyak 270 orang menjadi korban perumahan syariah tersebut dengab kerugian mencapai Rp 23 miliar.

Baca juga: Simak, Ini Cara agar Terhindar dari Tawaran Perumahan Syariah Bodong

Penipuan itu berlangsung sejak 2015 hingga 2019. Terdapat empat tersangka diamankan polisi berinisial AD, MAA, MMD, dan SM. Mereka memiliki perannya masing-masing yang berbeda.

Berkedok memakai nama perusahaan, para tersangka menawarkan rumah syariah kepada para korbannya.

Adapun lokasi perumahan yang dijanjikan akan dibangun berada di daerah Bandung, Bogor, Bekasi, dan Lampung.

"Bayangkan tidak ada riba, kamu tidak checking bank, tidak ada bunga kredit, pasti akan sangat menarik. Tapi sampai sekarang pembangunan (perumahan syariah) belum ada, sehingga masyarakat ini menjadi korban," kata Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2019).i

Hngga November 2019, perumahan itu tak kunjung dibangun.

Bahkan para tersangka kabur melarikan diri dengan uang dari para korban yang hendak membeli rumah tersebut.

Sebanyak 41 korban diketahui melaporkan kasus penipuan tersebut dan para tersangka pun ditangkap.

4. Penipuan melalui telepon oleh 85 WN China

Kasus penipuan selanjutnya melibatkan warga negara China. Sebanyak 85 WN Cina menjadi tersangka penipuan.

Penipuan yang mereka lakukan melalui sambungan telepon, dengan modus mengaku sebagai polisi, jaksa, serta pegawai bank yang dapat membantu para korbannya menyelesaikan masalah pajak.

Dari hal tersebut, para tersangka meminta uang kepada para korbannya.

Adapun mayoritas korbannya merupakan juga warga negara Cina dan total kerugian akibat penipuan mencapai Rp 36 miliar.

Mereka memilih lokasi penipuan di Indonesia. Sebab, jaringan internet di Indonesia mudah diakses.

"Kulit (orang) Indonesia dan mereka (WNA China) sama, banyak keturunan China di sini. Makanya mereka enggak terlalu mudah dicurigai oleh warga-warga di sini," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Kerugian Penipuan Melalui Telepon oleh WN China Capai Rp 36 Miliar

Lokasi penipuan mereka, yakni berada di Griya Loka, BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, dan Bandengan Tambora.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com