Pada tahun anggaran 1975-1976, Pemerintah Pusat mengucurkan dana penanggulangan banjir sebesar Rp 4,2 miliar.
Baca juga: Cerita Ali Sadikin Bandingkan Banjir Zaman Batavia dengan Saat Pemerintahannya
"Sedangkan pada tahun anggaran 1976-1977 dalam sistem macro drainage, program-program ditujukan pada penyempurnaan waduk-waduk saluran dan banjir kanal," tutur mantan Menteri Perhubungan Laut Indonesia ini.
Dengan anggaran tersebut, sejumlah waduk kemudian dibangun yaitu Waduk Setiabudi, Waduk Melati, dan Waduk Pluit.
Tak hanya waduk, beberapa saluran juga dikerjakan seperti Saluran Cakung, pengerukan Kali Cideng, Banjir Kanal, dan Pintu Air Karet sampai Jembatan Gantunf Tanah Abang.
Cerita menarik lainnya tentang upaya mengatasi banjir saat menjabat sebagai orang nomor 1 di DKI Jakarta adalah Ali kerap memantau pintu air saat hujan.
Ia mengisahkan, pernah satu kali waktu saat hujan deras mengguyur Ali bergegas 'nongkrong' di Pintu Air Manggarai.
"Dengan mengenakan jas hujan, pakaian agak tebal supaya tidak cepat tembus air, topi penahan air hujan, sepatu bot dari karet saya keluar rumah dan nongkrong di Pintu Air Manggarai mengawasi dan ikut mengatur kalau-kalau Banjir Kanal itu airnya naik," ujar Ali.
Baca juga: Ditebang pada Era Anies, Angsana Pernah Dipilih Ali Sadikin untuk Hijaukan Jakarta
Ali berpendapat jika Banjir Kanal jebol maka Jakarta bisa hancur karena diterjang banjir.
"Hendaknya diketahui, bahwa kalau Banjir Kanal bobol hancurlah kota Jakarta. Kita mesti pandai mengatur sampai mana kita bisa menenggang air itu bisa masuk Ciliwung, untuk mengamankan Banjir Kanal," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.