Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2020, 17:55 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1973, Monumen Nasional dibangun sedemikian rupa untuk menjadi hutan di tengah kota DKI Jakarta.

Dengan Taman Monas, nama proyek yang dipimpin langsung Ediwan Sukiman itu ditanami ribuan pohon untuk menghijaukan area Monas.

Menurut data Litbang Kompas, pada 1973, proyek Taman Monas menanam 1.568 pohon di area Monas.

Pohon tersebut merupakan jenis-jenis pohon besar, seperti palem dan beberapa jenis pohon lainnya yang tidak disebutkan.

Baca juga: Revitalisasi Monas Molor dari Waktu Kontrak, Diperpanjang hingga Februari 2020

Ediwan menjelaskan, tidak hanya 1.568 pohon besar.

Ditanam juga pohon pengarah jalan atau pagar yang diambil dari jenis Salix Babylonica sebanyak 350 pohon dan akasia sebanyak 200 pohon.

Sebagai paru-paru Ibu Kota

Program pemerintah puluhan tahun silam tersebut bukan tanpa tujuan.

Ediwan menjelaskan, pohon rindang dan hijau tersebut akan menjadi tempat masyarakat merasakan rekreasi di tengah kota.

Bukan hanya rindang dan teduh, melainkan tempat rekreasi yang sehat.

Dengan adanya pohon-pohon besar, Taman Monas akan terasa sejuk ketika matahari sedang terik.

Baca juga: 205 Pohon Ditebang Demi Revitalisasi Monas, Pemprov DKI Janji RTH Tak Berkurang

Pohon besar dan rindang juga tidak mengurangi cahaya yang masuk untuk penerangan Taman Kota.

"Tempat rekreasi, tempat-tempat duduk yang nyaman, rerumputan, pohon-pohon rindang sehingga siang hari pun akan tetap sejuk," kata Ediwan.

Dibiayai Pemprov DKI Jakarta

Meskipun Monas merupakan wilayah yang dimiliki pemerintah pusat, saat itu pengembangan Taman Monas sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Termasuk ribuan pohon yang didatangkan dari luar daerah Jakarta.

Ediwan saat itu mengatakan, pohon sengaja didatangkan dari luar Jakarta karena memang Jakarta tidak memiliki stok pohon untuk ditanam di Taman Monas tersebut.

Baca juga: Ada Proyek Revitalisasi, 205 Pohon di Monas Dipindahkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com