Krisna Murti kala itu mengatakan, luka yang ditemukan di wajah Akseyna merupakan luka fisik. Seharusnya luka itu tidak ada bila Akseyna melakukan bunuh diri.
Baca juga: Polisi Yakin Pembunuh Akseyna Bisa Ditangkap
"Ada luka fisik di wajah yang bersangkutan, luka fisik. Kalau dia bunuh diri harusnya mulus," kata Krisna di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/5/2015).
Walaupun sebelumnya polisi juga pernah mengungkap adanya sejumlah luka lebam di tubuh Akseyna. Namun, dugaan saat itu adalah luka tersebut sebagai akibat gesekan atau benturan dengan batu atau benda-benda lainnya saat tubuhnya tenggelam di danau.
Selain memeriksa kondisi fisik Akseyna, pakaian Akseyna yang dikenakan saat tewas tidak luput dari pemeriksaan polisi.
Yang jadi temuan baru polisi saat itu adalah bagian sepatu Akseyna yang robek. Polisi menduga Akseyna dibuat pingsan terlebih dahulu, diseret, dan akhirnya ditenggelamkan ke danau.
"Sepatu korban robek di bagian kiri dan kanan, maka korban diduga diseret," Krisna Murti kala itu.
Pada tahun 2016, Kasat Reskrim Polresta Depok yang dulu dijabat Komisaris Teguh Nugroho mengungkap sulitnya menetapkan tersangka dalam kasus itu.
Kala itu, Teguh yang saat kematian Akseyna pada Maret lalu belum menjabat sebagai Kasat Reskrim mengatakan, jeda waktu dalam pengungkapan identitas dan olah TKP menjadi kunci sulitnya mengungkap kejahatan itu.
"Ada jeda waktu empat hari dari penemuan mayat sampai ketahuan identitasnya. Itu memberi ruang bagi pelaku untuk menghilangkan barang bukti," kata Teguh (5/10/2016).
Terlebih lagi, kata dia, saat itu dugaan yang muncul adalah Akseyna meninggal akibat bunuh diri.
Baca juga: Mengapa Kasus Akseyna Belum Juga Terungkap?
Sepekan setelah Akseyna ditemukan di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015, barulah muncul kemungkinan Akseyna dibunuh.
"Dugaan bunuh diri kan dari surat wasiat yang beredar di medsos," kata Teguh.
Belakangan setelah visum et repertum dan otopsi mendalam, terbukti ada tanda penganiayaan di tubuh Aksyena. Lebam di kepala, bibir, dan telinga Akseyna dicurigai sebagai indikasi bahwa ia sempat dianiaya.
Kejanggalan lain ada di surat wasiat yang menurut pakar tulisan menunjukkan perbedaan dengan milik korban. Polisi kemudian mengarahkan penyelidikan untuk mencari tersangka.
"Suasana kebatinan para penyidik waktu menemukan mayat itu berbeda, baru penyelidikan pembunuhan kan belakangan," kata Teguh.