Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan I Gusti Ngurah Rai yang Berlubang di Bekasi Bahayakan Pengguna Jalan

Kompas.com - 10/02/2020, 19:49 WIB
Tia Astuti,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Jalan I Gusti Ngurah Rai yang membentang dari Bekasi Barat hingga Jakarta Timur kini dalam kondisi rusak parah.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana mengatakan bahwa Jalan Gusti Ngurah Rai merupakan satu dari 11 jalan protokol penghubung Bekasi dengan DKI Jakarta yang mengalami kerusakan.

Saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/1/2020), Arief menjelaskan bahwa jalanan rusak akibat diguyur hujan deras dan tergenang banjir sejak awal 2020.

Baca juga: Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Berlubang di Pondok Ungu Bekasi

Terdapat banyak lubang menganga di sepanjang Jalan I Gusti Ngurah Rai. Lubang-lubang di jalanan dapat ditemui hampir 2-3 meter sekali.

Salah satu lubang terparah di Jalan I Gusti Ngurah Rai berada di depan Stasiun Cakung.

Diameter lubang ini lebih kurang 1 meter dan sudah menutupi separuh jalan.

Salah satu pedagang tahu goreng di depan Stasiun Cakung, Aang (27) mengatakan bahwa tak sedikit pengendara motor yang jatuh akibat adanya lubang itu.

"Kebanyakan yang jatuh di situ motor. Selama enam bulan dagang di sini lumayan sering saya lihat orang jatuh di situ," ujar Aang.

Pedagang lainnya, Nurlija (42) juga mengatakan hal yang sama.

"Paling parah waktu itu sampai beruntun jatuhnya. Jadi awalnya cuma satu motor yang jatuh, terus yang di belakangnya ikutan karena pada ngerem semua jadinya," ujar Nurlija.

Baca juga: Berlubang hingga Ditanami Pohon Pisang, Jalan di Pondok Ungu Ditambal Sementara

Nurlija mengatakan, tidak semestinya Jalan I Gusti Ngurah Rai mengalami kerusakan sedemikian parah.

"Saya di sini kan dari 2018, nah sempat dibetulin sebetulnya lubang yang besar itu. Tapi pertengahan 2019 sekitar setelah Lebaran, itu jalannya sudah bolong lagi," ujar Nurlija.

Sejak tambalan pada lubang besar di depan Stasiun Cakung itu hancur, Aang dan Nurlija belum melihat ada perbaikan lagi.

"Selama enam bulan dagang di sini saya belum lihat ada perbaikan sih di sini. Ya harapannya bisa segera diperbaiki lah karena kan ini dilewati banyak orang dan setiap hari selalu ramai," ujar Aang.

Aang menambahkan keberadaan lubang ini selain membahayakan saat ada genangan, juga membuat macet jalanan.

"Kalau lagi banjir makin parah karena enggak kelihatan lubangnya. Kalau enggak ada genangan ya bikin macet, karena semua orang menghindari lubang itu, sementara jalanan kemakan separuh sama lubang gede itu," ujar Aang.

Adapula pengendara ojek online Sandoyo (22) mengungkap soal waktu-waktu tertentu yang dianggap berbahaya saat melewati Jalan I Gusti Ngurah Rai depan Stasiun Cakung ini.

"Meskipun lagi enggak tergenang, lubangnya tetap bahaya pas malam hari karena posisinya di bawah pohon kan, dan pencahayaannya kurang. Jadi makin redup aja keberadaannya," ujar Sandoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com