JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya melakukan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab covid-19 di Ibu Kota.
Salah satunya dengan membatasi jam operasional dan armada transportasi umum yang dikelola badan usaha milik Pemprov DKI Jakarta, yakni transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.
Kebijakan pembatasan kendaraan umum bertujuan membuat warga tak banyak keluar rumah demi menekan persebaran penyakit covid-19. Warga juga diharapkan bisa menjaga jarak aman satu sama lain (social distancing measure).
Baca juga: Batasi Kapasitas Transportasi Umum, Anies Harap Pengertian Penumpang
Operasional transjakarta, MRT, dan LRT dibatasi pada pukul 06.00-18.00 WIB.
Untuk transjakarta, dari 248 rute bus yang ada dipangkas menjadi hanya 13 rute saja, yakni Koridor 1 sampai Koridor 13. Layanan AMARI (Angkutan Malam Hari) dan bus sekolah juga dihentikan.
Untuk MRT Jakarta, rangkaian kereta yang dioperasikan hanya empat rangkaian dari semula 16 rangkaian. Kereta hanya akan melintas setiap 20 menit sekali dari yang semula setiap 5-10 menit.
Untuk LRT Jakarta, rangkaian kereta yang semula melintas setiap 10 menit, berubah menjadi 30 menit.
Tak hanya jam operasional, penumpang di dalam bus dan kereta juga dibatasi. Tujuannya untuk menjaga jarak aman antarpenumpang di dalam moda transportasi umum itu.
Pembatasan jam operasional ini diberlakukan mulai Senin (16/3/2020) dan akan berlaku selama 14 hari ke depan.
Baca juga: Cegah Covid-19, MRT, LRT, dan Transjakarta Hanya Beroperasi Pk 06.00-18.00
Pembatasan transportasi umum yang diterapkan Anies nyatanya menimbulkan penumpukan penumpang di banyak lokasi pada Senin kemarin. Social distancing measure pun jauh dari harapan.
Penumpukan penumpang terjadi di Halte Mangga Besar, Halte Kebon Jeruk, Halte Senen, Halte Puri Beta 2, hingga stasiun-stasiun MRT.
"Sama saja bohong enggak sih, membatasi rute dan memperpanjang headway transjakarta, tapi akhirnya malah bikin penumpang numpuk dan tidak ada social distancing?" protes Annisa Putri (24), karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
Annisa bukan satu-satunya orang yang mengalami penumpukan penumpang ketika berangkat kerja menggunakan moda transportasi umum di Jakarta, kemarin.
Baca juga: Anies: Headway MRT Jakarta Kembali 5 Menit pada Rush Hour
Pada Senin pagi, lini masa media sosial sesak oleh laporan gambar banyak penumpang bus transjakarta dan MRT yang terpaksa mengantre panjang dan lama di halte dan stasiun.
Faradila (24) dan Ardelia (23) mengalami nasib serupa dengan moda transportasi berbeda, yakni MRT Jakarta.
Pemindaian penumpang yang lebih ketat di stasiun-stasiun MRT Jakarta membuat antrean calon penumpang mengular panjang.
Ardelia menyerah dan memilih menggunakan taksi online menuju kantornya.
Sementara Faradila tetap mengantre panjang saat cuaca mulai panas, meskipun barisan calon penumpang di Stasiun MRT Fatmawati mengular hingga lahan SPBU di Jalan RA Kartini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.