Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Covid-19 Kenang Perhatian Para Perawat: Mereka Benar-benar baik...

Kompas.com - 20/03/2020, 18:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sita Tyasutami kesulitan menahan haru ketika ditanya wartawan soal perhatian para perawat sepanjang dua pekan ia diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Kamis (19/3/2020), ketika ditemui wartawan di kediamannya, Sita yang merupakan penyintas kasus 01 Covid-19 Indonesia berulang kali bicara dengan suara tercekat menahan haru.

Ia mengenang kerja keras para perawat yang seakan tak kenal lelah memperhatikan ia dan keluarganya.

Selain Sita, kakaknya Ratri Anindyajati dan ibunya Maria Darmaningsih juga dirawat di RSPI Sulianti Saroso bersamanya, juga akibat Covid-19.

Baca juga: Permintaan Para Petugas Medis yang Tangani Covid-19: Berdiam Diri Lah di Rumah

Sita mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi para perawat yang tetap sabar menghadapinya.

Ia tak memungkiri, kondisi psikisnya sempat jatuh pada hari-hari awal didiagnosis terpapar Covid-19 dan identitas mereka berserak di dunia maya.

"Mereka (para perawat) baik banget dan tahu saya nangis terus. Mereka berusaha terus naikin mental saya," kata Sita.

"Mereka itu kan, perawat dan tenaga medis kan ada risiko ketularan (Covid-19) walau pakai APD (alat perlindungan diri). Tapi mereka enggak takut dan mereka selalu ajak ngobrol aku 15-20 menit," ia mengisahkan.

"Pasti kalau aku lagi nangis-nangis, mereka memenangkan aku dulu. Setelah aku dilihat cukup tenang, baru mereka pergi," tambah dia.

Baca juga: Resepsi dan Adat Pernikahan Diminta Ditunda, Jangan Anggap Remeh Virus Corona

Sita mengaku bahwa kondisi psikisnya tak sama dengan kakaknya, Ratri yang ia nilai lebih stabil secara emosional.

Maka, dukungan serta perhatian yang tercurah dari para perawat ia anggap sebagai suatu dukungan moral yang luar biasa untuk membawanya kembali pulih secara psikis.

"Aku takut banget jarum. Setiap mau disuntik, 20 menit aku menangis baru bisa ditusuk jarum. Perawatnya luar biasa sabar," ujar penari profesional itu.

Butuh beberapa hari untuk memulihkan kondisi mental Sita yang sempat terpuruk gara-gara identitasnya tersebar di dunia maya dan sempat jadi bahan cacian warganet karena Covid-19 yang ia derita.

Baca juga: Jumlah Pasien Positif dan Meninggal akibat Covid-19 di DKI Jakarta Paling Tinggi

Setelah mulai merasa semangat, ia coba kembali ke kebiasaan dirinya yang aktif dan selalu bergerak.

Ia merasa rindu berolahraga, sesuatu yang ia rutin lakukan, setelah berhari-hari mendekam di ruang isolasi.

"Saya squat, plank, saya coba head-stand di kasur! Saya pikir ya tidak apa-apa, karena saya cuma batuk doang. Saya split, saya nari-nari," ujar Sita.

Para perawat tetap memperhatikannya. Melalui intercomm, Sita berulang kali "ditegur" perawat yang merasa khawatir dirinya jatuh, cedera, atau selang infusnya lepas.

"Mereka benar-benar baik," ungkap Sita.

Indonesia sendiri masih menorehkan catatan buruk soal penanganan Covid-19. Dari total 369 kasus Covid-19, sebanyak 32 pasien di antaranya berujung kematian.

Torehan ini membuat Indonesia termasuk salah satu negara di dunia dengan tingkat kematian akibat Covid-19 paling parah, yakni 8,67 persen tingkat kematian.

Sementara mereka yang sembuh sebanyak 17 orang.

Pemerintah terus menggaungkan agar masyarakat yang mampu berdiam diri di rumah memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin.

Menjauhi kerumunan terbukti jadi momen yang penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 semakin masif.

Terbaru, Pemprov DKI Jakarta bahkan melarang kegiatan keagamaan berjamaah di rumah ibadah guna menekan kerumunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com