"Takut, di pesawat kan enggak tahu bakal ketemu siapa. Apalagi di kampung banyak keponakan yang masih balita sama nenek udah umur 70-an tahun," tuturnya.
Devy (25) menceritakan kisah serupa. Apalagi, ia berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Baca juga: Pemerintah Umumkan Keputusan soal Mudik Besok Sore
Meski bekerja di rumah sakit non-rujukan Covid-19, ia merasa tetap berisiko tinggi terpapar virus corona. Karena itu, ia menahan diri untuk pulang kampung pada Maret ini, meski harusnya ia pulang satu bulan sekali.
"Aku takut jadi carrier, kasihan keluarga. Apalagi aku kerja di tempat risiko tinggi, belum lagi pulang naik kendaraan umum yang kita enggak tahu penumpangnya dari mana aja, tahu etika batuk atau enggak, jangan-jangan ada yang pembawa (virus)," ujar Devy.
Untuk mengobati kerinduannya pada keluarga, Devy pun lebih sering melakukan panggilan video dengan sang ibu, ayah, dan keluarganya di rumah.
Dalam komunikasinya dengan keluarga via telepon, Devy mengaku pernah menangis karena kemungkinan tak bisa pulang pada Lebaran tahun ini.
"Aku udah bilang ke mama, sudah nangis malah, karena kayaknya enggak bisa mudik Lebaran, soalnya (wabah Covid-19) diperkirakan masih sampai awal Juni, itu pun kalau penanganan tercepat," kata Devy.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa kali mengingatkan warga agar tidak pulang kampung dalam situasi mewabahnya virus corona ini.
Warga diminta tidak pulang kampung karena dikhawatirkan justru membawa virus corona dan bisa semakin menyebar di wilayah lain.
"Jadi, kita di DKI kalau secara imbauan saya sudah menyampaikan dua minggu lalu, jangan pulang kampung, jangan meninggalkan Jakarta demi kebaikan seluruh masyarakat," ucap Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.