DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris resmi menjadikan gerakan Kampung Siaga Covid-19 sebagai bentuk antisipasi pandemi yang disebabkan virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2.
Gerakan ini digencarkan selama menanti keputusan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tak kunjung terang. Peresmian gerakan ini dimulai pada Kamis, 2 April 2020 lalu.
Inisiatif yang mulanya diperkenalkan para komunitas swadaya ini dianggap vital untuk membangun benteng kesadaran warga dalam bertahan dari ancaman Covid-19.
Program ini diwacanakan berperan dalam banyak hal, mulai dari sosialisasi terkait Covid-19, sterilisasi fasilitas sosial dan umum, mengaktifkan sistem keamanan warga, sistem informasi kesehatan warga, hingga pembentukan lumbung pangan warga.
Idris juga berencana menjadikan Kampung Siaga Covid-19 sebagai sarana monitoring kasus terkonfirmasi positif, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19, serta menjadi penyalur bantuan logistik bagi warga yang menjalani karantina mandiri.
Baca juga: Pemkot Klaim Kampung Siaga Covid-19 Sudah Jangkau 80 Persen Wilayah Depok
Ia berjanji, setiap RW yang membentuk Kampung Siaga Covid-19 akan diberikan insentif.
"Fasilitas yang diterima berupa stimulan anggaran sebesar Rp 3.000.000," kata Idris.
Belum sampai 5 hari dideklarasikan, ia mengklaim bahwa gerakan Kampung Siaga Covid-19 telah menjangkau 80,2 persen dari seluruh RW di wilayah Depok.
"Sejak dideklarasikan tanggal 2 April 2020, sampai hari ini sudah terbentuk 741 Kampung Siaga Covid-19 dari total RW lebih kurang 924 RW di seluruh wilayah Kota Depok," kata Idris melalui keterangan pers, Minggu (5/4/2020) malam.
Namun, ia mengakui bahwa 80 persen wilayah yang memiliki Kampung Siaga Covid-19 belum beroperasi dengan optimal sepenuhnya.
Salah satu peran Kampung Siaga Covid-19 ialah mensterilkan fasilitas umum dan sosial di tingkat RW dengan berbagai cara.
Langkah ini menjadi bentuk aksi pencegahan paling dini dalam menjaga kesehatan warga dari potensi penularan Covid-19.
"Penyemprogan disinfektan di beberapa fasilitas RW, rumah ibadah, dan area publik. Kemudian, membersihkan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara berkala," tulis Idris dalam Instruksi Wali Kota Depok Nomor 02 Tahun 2020.
Baca juga: Masuk ke Kampung Siaga Covid-19 di Depok, Tamu Harus Dicek Kesehatannya
Di samping itu, para penanggung jawab Kampung Siaga Covid-19 juga diinstruksikan agar menutup sementara area publik untuk menghindari berkumpulnya warga.
Penyediaan hand sanitizer di berbagai lokasi juga jadi sesuatu yang perlu.
"Juga mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas yang melibatkan banyak orang, seperti pertemuan, arisan, festival, perlombaan, dll," kata Idris.
Tak hanya itu, Kampung Siaga Covid-19 juga direncanakan memberlakukan sistem semi-lockdown secara ketat, bertolak dari kesadaran warga itu sendiri.
Dalam dokumen yang sama, Idris membeberkan sejumlah ketentuan dalam pengaktifan sistem keamanan warga di Kampung Siaga Covid-19.
Baca juga: Kaji Mendalam Wacana PSBB, Pimpinan Depok Enggan Berandai-andai
Selain warga tetap, setiap tamu harus lapor 1x24 jam dan diperiksa kesehatannya ketika datang bertamu ke RW tersebut.
Meski demikian, Idris mengimbau agar warga di setiap RW untuk sementara tidak menerima tamu dulu.
"Belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Tidak keluar rumah kecuali mendesak," kata Idris.
Kemudian, para warga bersama para penanggung jawab Kampung Siaga Covid-19 diinstruksikan agar meminta para pedagang makanan keliling menggunakan masker dan sarung tangan saat melayani pelanggan.
"Bentuk satuan keamanan untuk menjaga kemungkinan terburuk akibat Covid-19. Koordinasi dengan pihak keamanan setempat, Babinkamtibmas dan Babinsa," lanjut Idris.
Di samping "benteng" secara fisik, Idris juga menginstruksikan agar seluruh warga diajak bergabung dalam grup chat WhatsApp (WhatsApp group -- WAG) "Kabar Warga".
Hal ini guna membentengi warga dari seliweran informasi yang tak jelas kebenarannya dan berpotensi mengelabui warga soal pandemi Covid-19.
"Bisa membuat WAG khusus Covid-19 atau gunakan WAG warga yang sudah ada. Berikan info-info akurat perkembangan Covid-19. Hindari mem-posting berita-berita tendensius dan hoaks," tutup Idris, dalam instruksi kepada jajarannya.
Satu rencana yang layak diapresiasi ialah menyangkut keamanan suplai logistik, sesuatu yang boleh jadi paling dicemaskan seandainya pandemi Covid-19 benar-benar datang dari segala penjuru sehingga seisi kampung harus dikarantina.
"Aktifkan lumbung logistik warga. Satu keluarga/rumah diimbau untuk donasi secara sukarela dan dihimpun oleh Sekretariat Satgas Kampung Siaga Covid-19," ujar Idris dalam beleid itu.
"Donasi juga dapat berupa bahan makanan lain yang cukup tahan lama," tambah dia.
Baca juga: Kampung Siaga Covid-19 di Depok Akan Bangun Lumbung Logistik Antisipasi Kondisi Darurat
Lumbung logistik ini vital untuk keadaan darurat, terutama bagi warga yang kurang mampu dan sulit mencari nafkah lantaran lesunya aktivitas warga di tengah pandemi.
Maka, guna menjaga persediaan logistik, warga juga diminta menyimpan air mineral yang cukup, baik di rumah maupun di sekretariat satgas.
Nantinya, Sekretariat Satgas Kampung Siaga Covid-19 harus mengelola logistik ini secara tertib sesuai kebutuhan warga dan membuat laporan datanya.
"Bahan makanan hanya dipakai pada saat situasi darurat," jelas Idris.
Selain diminta sukarela menghimpun bahan pangan, warga di Kampung Siaga Covid-19 pun diminta aktif berpartisipasi menjadi relawan di lingkungannya.
"Mulai dari memberikan informasi, sosialisasi, dan edukasi kepada warga terkait Covid-19, membuat hand-sanitizer sendiri, hingga menjaga keamanan kampung jika terjadi situasi darurat," ungkap dia.
"Saling membantu warga yang mendapat kesulitan, terutama terkait Covid-19," lanjut Idris.
Sebagai informasi, per Senin (6/4/2020), Pemerintah Kota Depok mengumumkan total 65 kasus positif Covid-19, dengan 10 orang sembuh, dan 8 orang meninggal dunia.
Sebanyak 23 pasien dalam pengawasan (PDP) juga telanjur meninggal sebagai suspect, sebelum terkonfirmasi positif Covid-19, sejak 18 Maret 2020.
Sementara itu, kini masih ada 451 pasien yang masih diawasi dan 1.897 orang yang tengah dipantau terkait Covid-19.
Pemerintah terus menggaungkan instruksi agar warga tetap bertahan di dalam rumah selama pandemi Covid-19 untuk memutus rantai penularan, kecuali terpaksa keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.
Warga diminta menjauhi diri dari kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.