Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Kampung Siaga Covid-19: Pertebal Kesadaran Warga hingga Bangun Lumbung Logistik Darurat

Kompas.com - 07/04/2020, 06:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris resmi menjadikan gerakan Kampung Siaga Covid-19 sebagai bentuk antisipasi pandemi yang disebabkan virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2.

Gerakan ini digencarkan selama menanti keputusan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tak kunjung terang. Peresmian gerakan ini dimulai pada Kamis, 2 April 2020 lalu.

Inisiatif yang mulanya diperkenalkan para komunitas swadaya ini dianggap vital untuk membangun benteng kesadaran warga dalam bertahan dari ancaman Covid-19.

Program ini diwacanakan berperan dalam banyak hal, mulai dari sosialisasi terkait Covid-19, sterilisasi fasilitas sosial dan umum, mengaktifkan sistem keamanan warga, sistem informasi kesehatan warga, hingga pembentukan lumbung pangan warga.

Idris juga berencana menjadikan Kampung Siaga Covid-19 sebagai sarana monitoring kasus terkonfirmasi positif, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19, serta menjadi penyalur bantuan logistik bagi warga yang menjalani karantina mandiri.

Baca juga: Pemkot Klaim Kampung Siaga Covid-19 Sudah Jangkau 80 Persen Wilayah Depok
Ia berjanji, setiap RW yang membentuk Kampung Siaga Covid-19 akan diberikan insentif.

"Fasilitas yang diterima berupa stimulan anggaran sebesar Rp 3.000.000," kata Idris.

Belum sampai 5 hari dideklarasikan, ia mengklaim bahwa gerakan Kampung Siaga Covid-19 telah menjangkau 80,2 persen dari seluruh RW di wilayah Depok.

"Sejak dideklarasikan tanggal 2 April 2020, sampai hari ini sudah terbentuk 741 Kampung Siaga Covid-19 dari total RW lebih kurang 924 RW di seluruh wilayah Kota Depok," kata Idris melalui keterangan pers, Minggu (5/4/2020) malam.

Namun, ia mengakui bahwa 80 persen wilayah yang memiliki Kampung Siaga Covid-19 belum beroperasi dengan optimal sepenuhnya.

Bentengi kesehatan warga

Salah satu peran Kampung Siaga Covid-19 ialah mensterilkan fasilitas umum dan sosial di tingkat RW dengan berbagai cara.

Langkah ini menjadi bentuk aksi pencegahan paling dini dalam menjaga kesehatan warga dari potensi penularan Covid-19.

"Penyemprogan disinfektan di beberapa fasilitas RW, rumah ibadah, dan area publik. Kemudian, membersihkan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara berkala," tulis Idris dalam Instruksi Wali Kota Depok Nomor 02 Tahun 2020.

Baca juga: Masuk ke Kampung Siaga Covid-19 di Depok, Tamu Harus Dicek Kesehatannya

Di samping itu, para penanggung jawab Kampung Siaga Covid-19 juga diinstruksikan agar menutup sementara area publik untuk menghindari berkumpulnya warga.

Penyediaan hand sanitizer di berbagai lokasi juga jadi sesuatu yang perlu.

"Juga mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas yang melibatkan banyak orang, seperti pertemuan, arisan, festival, perlombaan, dll," kata Idris.

Tak hanya itu, Kampung Siaga Covid-19 juga direncanakan memberlakukan sistem semi-lockdown secara ketat, bertolak dari kesadaran warga itu sendiri.

Dalam dokumen yang sama, Idris membeberkan sejumlah ketentuan dalam pengaktifan sistem keamanan warga di Kampung Siaga Covid-19.

Baca juga: Kaji Mendalam Wacana PSBB, Pimpinan Depok Enggan Berandai-andai

Selain warga tetap, setiap tamu harus lapor 1x24 jam dan diperiksa kesehatannya ketika datang bertamu ke RW tersebut.

Meski demikian, Idris mengimbau agar warga di setiap RW untuk sementara tidak menerima tamu dulu.

"Belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Tidak keluar rumah kecuali mendesak," kata Idris.

Kemudian, para warga bersama para penanggung jawab Kampung Siaga Covid-19 diinstruksikan agar meminta para pedagang makanan keliling menggunakan masker dan sarung tangan saat melayani pelanggan.

"Bentuk satuan keamanan untuk menjaga kemungkinan terburuk akibat Covid-19. Koordinasi dengan pihak keamanan setempat, Babinkamtibmas dan Babinsa," lanjut Idris.

Di samping "benteng" secara fisik, Idris juga menginstruksikan agar seluruh warga diajak bergabung dalam grup chat WhatsApp (WhatsApp group -- WAG) "Kabar Warga".

Hal ini guna membentengi warga dari seliweran informasi yang tak jelas kebenarannya dan berpotensi mengelabui warga soal pandemi Covid-19.

"Bisa membuat WAG khusus Covid-19 atau gunakan WAG warga yang sudah ada. Berikan info-info akurat perkembangan Covid-19. Hindari mem-posting berita-berita tendensius dan hoaks," tutup Idris, dalam instruksi kepada jajarannya.

Lumbung logistik darurat

Satu rencana yang layak diapresiasi ialah menyangkut keamanan suplai logistik, sesuatu yang boleh jadi paling dicemaskan seandainya pandemi Covid-19 benar-benar datang dari segala penjuru sehingga seisi kampung harus dikarantina.

"Aktifkan lumbung logistik warga. Satu keluarga/rumah diimbau untuk donasi secara sukarela dan dihimpun oleh Sekretariat Satgas Kampung Siaga Covid-19," ujar Idris dalam beleid itu.

"Donasi juga dapat berupa bahan makanan lain yang cukup tahan lama," tambah dia.

Baca juga: Kampung Siaga Covid-19 di Depok Akan Bangun Lumbung Logistik Antisipasi Kondisi Darurat

Lumbung logistik ini vital untuk keadaan darurat, terutama bagi warga yang kurang mampu dan sulit mencari nafkah lantaran lesunya aktivitas warga di tengah pandemi.

Maka, guna menjaga persediaan logistik, warga juga diminta menyimpan air mineral yang cukup, baik di rumah maupun di sekretariat satgas.

Nantinya, Sekretariat Satgas Kampung Siaga Covid-19 harus mengelola logistik ini secara tertib sesuai kebutuhan warga dan membuat laporan datanya.

"Bahan makanan hanya dipakai pada saat situasi darurat," jelas Idris.

Selain diminta sukarela menghimpun bahan pangan, warga di Kampung Siaga Covid-19 pun diminta aktif berpartisipasi menjadi relawan di lingkungannya.

"Mulai dari memberikan informasi, sosialisasi, dan edukasi kepada warga terkait Covid-19, membuat hand-sanitizer sendiri, hingga menjaga keamanan kampung jika terjadi situasi darurat," ungkap dia.

"Saling membantu warga yang mendapat kesulitan, terutama terkait Covid-19," lanjut Idris.

Sebagai informasi, per Senin (6/4/2020), Pemerintah Kota Depok mengumumkan total 65 kasus positif Covid-19, dengan 10 orang sembuh, dan 8 orang meninggal dunia.

Sebanyak 23 pasien dalam pengawasan (PDP) juga telanjur meninggal sebagai suspect, sebelum terkonfirmasi positif Covid-19, sejak 18 Maret 2020.

Sementara itu, kini masih ada 451 pasien yang masih diawasi dan 1.897 orang yang tengah dipantau terkait Covid-19.

Pemerintah terus menggaungkan instruksi agar warga tetap bertahan di dalam rumah selama pandemi Covid-19 untuk memutus rantai penularan, kecuali terpaksa keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.

Warga diminta menjauhi diri dari kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com