Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Ingatkan Ojol Jangan Minta Diistimewakan, Banyak Warga yang Menganggur

Kompas.com - 14/04/2020, 16:10 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial menunjukkan sekelompok sopir ojek online meminta agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah memikirkan nasib mereka.

Dalam video, salah satu pengemudi ojek online mengatakan bahwa saat ini ojol menderita karena dampak merebaknya virus corona (Covid-19).

Namun, ada nada provokasi dalam pernyataannya.

"Kepada pemerintah pusat beserta jajarannya, para politisi, para petinggi partai beserta jajarannya, kemana hati nurani kalian, hingga saat ini kami bagian dari bangsa Indonesia menderita karena wabah Covid-19," ucap pengemudi ojol tersebut.

"Ingat lapar bisa membuat orang menjadi bringas. Lapar bisa mematikan pikiran, membutakan mata hati. Kalian tidak punya empati, tidak punya perhatian, jangan salahkan kami tidak punya akal sehat, dan tidak punya nurani," lanjutnya.

Baca juga: Minta Maaf, Ojol yang Protes PSBB Bernada Provokatif Dibebaskan Polisi

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta S Andyka meminta agar ojol tidak terlalu minta diistimewakan oleh pemerintah.

Pasalnya, banyak warga lain yang juga membutuhkan bantuan dalam kondisi seperti ini.

"Saya sih melihat apa yang dilakukan pemerintah bukan hanya sebatas kepada ojek online saja. Bagaimana dengan opang? Pengangguran? Pengangguran di kita masih banyak. Bagaimana dengan pekerja harian lepas yang memang jika enggak kerja dia enggak dapat duit?" tutur Andyka saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Menurut Andyka, meski mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 dan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 yang melarang ojek daring mengangkut penumpang, namun setidaknya ojek online masih bisa mengangkut barang sehingga masih memiliki pendapatan.

Baca juga: Pemkot Depok Juga Larang Ojol Bawa Penumpang Selama PSBB

Berbeda dengan pekerja harian lepas yang belum tentu mempunyai penghasilan atau para pekerja pabrik yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun warga miskin lainnya.

"Sementara mereka kan masih ada kesempatan untuk angkut barang. Ojol kan masih ada harapan. Saya berpikir jangan lah terlalu minta diistimewakan, karena pemerintah memberikan perlakuan yang sama dalam rangka memberikan bantuan covid-19," kata dia.

Sebelumnya, polisi mengamankan sopir ojol tersebut setelah videonya viral. Belakangan, Polisi membebaskan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pengemudi ojol itu dibebaskan karena telah menyampaikan permohonan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Memang benar dia (pengemudi ojol) sempat kami jemput dan kami amankan, tapi tidak kami tahan. Kami bebaskan," kata Yusri saat dihubungi, Selasa (14/4/2020).

Baca juga: PSBB di Bekasi, Ojol Dilarang Bawa Penumpang

Yusri menjelaskan, polisi hanya memberikan edukasi terkait aturan PSBB terhadap pengemudi ojol yang tak disebutkan namanya itu.

Kepada polisi, pengemudi ojol itu mengaku menyebarkan ujaran provokatif sebagai ungkapan keresahan atas keadaan para pengemudi ojol setelah penerapan PSBB di Jakarta.

"Motifnya itu, dia hanya merespons situasi yang saat ini terjadi. Kita kemudian memberikan edukasi-edukasi, pemahaman terkait situasi saat ini. Alhamdulillah dia mengerti," ungkap Yusri.

Para sopir ojol sempat protes atas larangan membawa penumpang selama PSBB. Aturan tersebut diterapkan di Jakarta dan kota-kota sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com