Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama PSBB di Bekasi, Polisi Temukan Banyak Pengendara Tak Pakai Masker

Kompas.com - 15/04/2020, 10:13 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com- Pada hari pertama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Bekasi, banyak ditemukan warga yang belum menggunakan masker.

Padahal masker adalah salah satu alat pelindung diri yang diwajibkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk dikenakan setiap keluar rumah.

Kasatlantas Metro Bekasi Kota, AKBP Ojo Ruslani menyampaikan sebagian pengendara masih belum sadar terhadap aturan PSBB yang telah dibuat oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Para petugas di lapangan pun memberikan masker kepada pengendara yang tidak menggunakannya.

Baca juga: Ini 14 Check Point Arus Lalu Lintas di Kota Bekasi

“Kebanyakan (di PSBB) yang ditemukan tidak menggunakan masker,” ujar Ojo saat dihubungi, Rabu (15/4/2020).

Selain itu, Sekertaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi Enung Nurholis menyampaikan banyak pula pengendara sepeda motor yang masih berboncengan.

Padahal dalam aturan PSBB, pengendara sepeda motor dilarang berboncengan.

“Masih ada tadi yang belum sadar pengendara sepeda motor berboncengan. Namun, itu hanya seputar Bekasi, kalau dari Bogor ke Bekasi berboncengan tidak ada,” kata Enung.

Ia mengatakan, saat ini petugas masih melakukan sosialisasi terkait penerapan PSBB di Kota Bekasi.

Enung mengatakan sanksi akan diberikan jika warga sudah melanggar lebih dari satu kali.

Baca juga: Hari Pertama PSBB di Bekasi, Petugas Berikan Masker kepada Pengendara

Hal ini sesuai aturan dalam Pasal 93 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Berdasarkan aturan itu, bagi warga yang tidak mentaati aturan kekarantinaan kesehatan sanksinya ialah hukuman pidana satu tahun penjara atau denda maksimal Rp 100 juta.

Enung mengatakan, pengendara yang melanggar aturan PSBB itu dicatat tiap harinya, sehingga bisa terdata ada berapa orang masyarakat yang melanggar aturan PSBB dalam satu hari,

Data itu nantinya akan jadi bahan evaluasi Pemkot Bekasi.

“Masih sosialisasi sampai saat ini, jika berkali-kali ditemukan baru ditindak. Kita utamakan sosialisasi dan memantau bagaimana pergerakan masyarakat,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com