Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2020, 12:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno menilai pemerintah kurang memberi perhatian pada buruh di Kota Belimbing ini di tengah pandemi Covid-19.

Pertama, pemerintah terutama Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Depok dianggap kurang peduli dengan nasib para pegawai yang sudah jadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.

“Menurut saya, Disnaker kurang tanggap tentang itu, kurang peduli terhadap nasib buruh. Contoh, banyak saudara kita yang ada dirumahkan tidak gajian, tidak ada solusinya,” ujar Wido kepada wartawan pada Kamis (30/4/2020).

Baca juga: Serikat Pekerja Sebut Korban PHK di Depok Lebih Banyak dari Klaim Pemerintah

“Saat buruh tidak bekerja dan lemah, dampaknya akan apa, daya beli jatuh, ekonomi jatuh, dan besar dampak sosial yang kita alami,” imbuh dia.

Di sisi lain, sejumlah pegawai hingga kini masih wajib bekerja di pabrik yang tetap buka di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Depok. Tak sedikit pula pegawai domisili Depok yang tetap berangkat ke Jakarta untuk masuk kantor.

Kepala Disnaker Kota Depok, Manto Jorghi menyebutkan, sebagian pegawai tetap masuk pabrik atau kantor karena perusahaan-perusahaan menengah ke atas di Depok tetap diperbolehkan melakukan aktivitas produksi selama PSBB.

Pasalnya, ia mengklaim, 90 persen perusahaan di Depok bergerak dalam sektor yang diizinkan beroperasi normal selama PSBB.

Baca juga: Ini 3 Wilayah di Depok dengan Jumlah PDP dan ODP Covid-19 Terbanyak

"Perusahaan kan ada bidang manajemen dan produksi. Bidang manajemen hampir 90 persen sudah bekerja di rumah, tetapi di bidang produksi tetap berjalan," kata Manto kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2020) lalu.

Baik Manto maupun Wido mengaku tak tahu persis jumlah pegawai yang hari ini masih harus masuk pabrik. Namun, Wido beranggapan, kaum buruh yang tetap masuk pabrik ini pun belum sepenuhnya memperoleh perhatian pemerintah.

“Hari ini buruh tetap bekerja, banyak yang bekerja juga, karena buruh garda terdepan. Harapan kami, pemerintah harus simpati terhadap buruh, bagaimana kebutuhan itu dipenuhi pada teman-teman buruh,” ujar dia.

“Saya berharap kepada Pemerintah Kota Depok, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, kiranya mohon pikirkan kaum buruh karena kaum buruh garda terdepan perekonomian bangsa,” tambah dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Megapolitan
Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan 'Debt Collector' Saat Suami di Luar Kota

Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan "Debt Collector" Saat Suami di Luar Kota

Megapolitan
Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Megapolitan
'Debt Collector' di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

"Debt Collector" di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

Megapolitan
Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, 'Debt Collector' Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, "Debt Collector" Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Megapolitan
Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Megapolitan
Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Megapolitan
Terbakar Hebat Sabtu Malam, Begini Kondisi Terkini Lapak Pasar Lama Tangerang

Terbakar Hebat Sabtu Malam, Begini Kondisi Terkini Lapak Pasar Lama Tangerang

Megapolitan
Bela Bima Arya, PAN Sebut Pemecatan Kepala SD Cibeureum 1 Bogor Sesuai Aturan

Bela Bima Arya, PAN Sebut Pemecatan Kepala SD Cibeureum 1 Bogor Sesuai Aturan

Megapolitan
Hilangkan Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Sekadar Runtuhkan Bangunannya

Hilangkan Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Sekadar Runtuhkan Bangunannya

Megapolitan
Si Jago Merah Lahap 8 Lapak Semi Permanen di Pasar Lama Tangerang

Si Jago Merah Lahap 8 Lapak Semi Permanen di Pasar Lama Tangerang

Megapolitan
Polisi Turut Amankan 2 Korban Muncikari FEA

Polisi Turut Amankan 2 Korban Muncikari FEA

Megapolitan
Polisi Tangkap Muncikari yang Iklankan Anak Melalui Medsos

Polisi Tangkap Muncikari yang Iklankan Anak Melalui Medsos

Megapolitan
Kepsek yang Dipecat Bima Arya Tempuh Jalur Hukum

Kepsek yang Dipecat Bima Arya Tempuh Jalur Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com