"Sekali kirim cuma 4-5 VTM, karena kan berbagi. Rumah sakit swasta dan pemerintah di Depol ada 24; dikalikan 5, berarti setiap hari 125 saja, lama-lama habis kan barangnya," jelas Alif.
Sebagai solusi, ia menyarankan agar pemerintah juga memperbanyak produksi VTM seiring dengan rencana penambahan mesin PCR dan jumlah laboratorium pemeriksaan Covid-19.
Tanpa itu, maka besarnya kapasitas pemeriksaan di laboratorium akan sia-sia.
Baca juga: Tes Covid-19 di Depok akan Diperbanyak, IDI: Jangan Takut Angka Positif Besar
"Kenapa tes di Indonesia enggak bisa banyak? Berapa sih yang bisa dites di Indonesia dalam sehari? Tidak banyak," ujar Alif mengambil contoh akibat minimnya suplai bahan-bahan tes swab.
"Jadi harus ada sarana dan prasarana. Sarananya ada, prasarananya kurang. Ini PR besar bagaimana agar bisa dilengkapi," tambah dia.
"Oke kita punya mesin PCR 2 unit di RS Brimob. Ya kasih dong 3.000 VTM. Labkesda akan punya 2 unit mesin PCR, kasih 3.000 VTM. Lumayan toh?" pungkas Alif.
Sebagai informasi, data terbaru per Kamis (14/5/2020), Kota Depok mencatat 369 warganya positif Covid-19, 67 di antaranya dinyatakan sembuh dan 21 lainnya meninggal dunia.
Angka kematian tersebut belum menghitung 66 kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang tak kunjung dikonfirmasi Kementerian Kesehatan RI sejak medio Maret 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.