Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Dokter: Jangan Keluar Rumah jika Tak Perlu, Jangan Egois...

Kompas.com - 19/05/2020, 12:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Suatu tagar yang mewakili rasa frustrasi para tenaga medis atas lalainya masyarakat terhadap pandemi Covid-19.

Baca juga: Seperti Indira Kalistha, Kenapa Banyak Orang Abai Pandemi Corona?

Lebih dari itu, Kamila menilai, ada yang lebih gawat dari keadaan ini. Sistem layanan kesehatan, termasuk jumlah tenaga medis, ada batasnya untuk menampung lonjakan kasus.

"Sekarang di Jakarta kan sudah zona merah semua. Kita sudah benar-benar tidak tahu pasien tertular dari mana," kata dokter yang akrab disapa Ila itu.

"Dengan di rumah memutus mata rantai itu sudah benar banget untuk setidaknya memperlambat penularan. Seberapa pentingnya? Ya penting."

"Karena kalau ini terus berlanjut tanpa ujung, tenaga kesehatan kan terbatas, di satu sisi kasus terus naik. Selama itu pula rumah sakit terus crowded. Akhirnya rumah sakit bisa shutdown, kan juga tidak menutup kemungkinan. Jangan sampai lah," ujar dia.

Jangan egois

Kamila mengaku sudah terbiasa selama 2,5 bulan ini menangani kasus-kasus berkaitan dengan Covid-19.

Delapan jam sehari ia bertugas. Selama itu pula, sekujur tubuhnya harus dibungkus oleh alat pelindung diri (APD) level 3 --pakaian yang dianggap menyerupai "baju astronot".

Selama delapan jam pula ia dan rekan seprofesi harus menguasai "keterampilan" baru, yakni terampil membendung rasa dahaga, lapar, hingga buang air.

"Sekalinya masuk (ruang infeksius), kita tuh makan, minum, bahkan buang air ke toilet kan tidak bisa. Bisa tapi berarti harus lepas semua, mandi dekontaminasi, kalau ada pasien nanti pakai lagi. Sayang APD, karena APD terbatas. Jadi ya kami nahan," ungkap Kamila.

"Sekarang karena sudah beberapa waktu mungkin jadi terbiasa. Tapi waktu awal sih kaget. Haus, kebelet-kebeletnya itu, sesak napas karena pengap, gerah dan keringatannya," ujar dia.

Baca juga: APD Minim dan Hanya Dibayar Rp 750.000 Per Bulan, 60 Tenaga Medis Mogok Kerja Saat Diminta Tangani Pasien Corona

Di samping itu, lantaran kemungkinan besar dirinya terpapar oleh virus corona, sudah 2,5 bulan pula ia tak pulang ke rumah.

Selama itu juga ia tak pernah memeluk keluarganya, meskipun kini menjelang masa-masa Lebaran, saatnya silaturahim, waktunya berkumpul dengan keluarga.

Sesuatu yang teramat dalam ia rindukan.

"Yang dikangenin itulah ngumpul semua orang-orang terdekat dengan teman maupun keluarga," ucap Kamila.

Menurut data The Conversation, rasio kematian tenaga medis di Indonesia akibat melayani pasien Covid-19 kini ada di angka 6,5 persen. Artinya 6-7 dari 100 kematian akibat Covid-19 merupakan tenaga medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com