Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kota Bekasi, 13 Pasien Positif Covid-19 Masih Dirawat, Ini Daftar Wilayahnya

Kompas.com - 12/06/2020, 11:50 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 13 pasien positif masih dirawat di Kota Bekasi hingga Jumat (12/6/2020) ini.

Berdasarkan website resmi Pemkot Kota Bekasi, corona.bekasikota.go.id, ada 332 jumlah pasien positif secara kumulatif di Kota Bekasi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 286 pasien telah sembuh dan 33 pasien meninggal.

Baca juga: Ini 8 Pasar di Jakarta yang Pedagangnya Positif Covid-19

Selain itu, 180 pasien suspect meninggal. Belum dipastikan apakah mereka positif Covid-19 atau tidak.

Pasien positif Covid-19 yang saat ini dirawat paling banyak ada di Bekasi Timur dengan jumlah 3 orang.

Baca juga: 117 Karyawan di Kota Bekasi Kena PHK Akibat Pandemi Covid-19

Berikut daftar pasien yang masih dirawat saat ini:

1. Kecamatan Bekasi Selatan: 2 pasien positif

2. Kecamatan Pondok Melati: 1 pasien positif

3. Kecamatan Bekasi Utara: Tidak ada pasien yang dirawat (sembuh)

4. Kecamatan Rawalumbu: 2 pasien positif

5. Kecamatan Pondok Gede: 1 pasien positif

6. Kecamatan Jatisampurna: 1 pasien positif

7. Kecamatan Jatiasih: Tidak ada yang dirawat (sembuh)

8. Kecamatan Bekasi Barat: Tidak ada pasien yang dirawat (sembuh)

9. Kecamatan Bekasi Timur: 3 pasien positif

10. Kecamatan Medan Satria: 1 pasien positif

11. Kecamatan Bantargebang: 1 pasien positif

12. Kecamatan Mustikajaya: 1 pasien positif

Baca juga: Wali Kota Sebut Tren Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Kini Muncul dari Rumah ke Rumah

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sebelumnya mengatakan, saat ini tren kasus Covid-19 di Kota Bekasi mulai muncul dari rumah ke rumah.

Ia mencontohkan kasus di Pejuang, yaitu ada tujuh orang yang terpapar Covid-19 dan semuanya satu keluarga.

"Ada cluster malah dari rumah ke rumah. Jadi gini, kayak di Medan Satria itu juga tukang martabak ya, mungkin ada orang beli martabak dia menular kepada ke keluarganya. Tapi kita sudah lakukan isolasi di rumah sakit,” ucap Rahmat di Bekasi, Kamis (11/6/2020).

Rahmat mengatakan, saat ini trend kasus Covid-19 di Kota Bekasi kebanyakan berasal dari satu keluarga atau penyebarannya di rumah.

Misalnya dari satu Kecamatan ada beberapa keluarga yang terpapar Covid-19.

Berbeda dengan kasus Covid-19 di awal-awal yang kerap mengenai satu orang ke orang lain secara acak. Misalnya, terpapar di tempat kerja atau tempat lainnya.

Oleh karena itu, kata Rahmat, Kota Bekasi kini memperkuat pengendalian pembatasan sosial di tingkat RT RW.

Khususnya RT maupun RW yang ada di zona-zona merah Kota Bekasi.

“Kan kemarin ahli epidemi bilang pembatasan sosial skalanya saat ini komunitas. Sekarang kita terapkan di RT RW pengetatan PSBB kalau kemarin Pak Gubernur dan kita terapkan di Kelurahan Kecamatan,” ucap dia.

Ia mengatakan, saat ini ada 14 RW yang terdaftar zona merah yang harus tracking terus menerus.

Sementara, pada zona-zona hijau, Rahmat berjanji mempertahankannya. Dengan begitu kasus Covid-19 bisa ditekan dengan baik hingga normal kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com