Mengapa anak eks misdinar itu bisa curiga bahwa anak Anda diperlakukan tidak baik oleh SPM?
Karena pada saat itu, anak saya lebih sering bersama dengan pelaku, suka diajak jalan walaupun bareng-bareng. Tapi memang pada saat-saat terakhir, anak saya lebih dekat dengan pelaku, makanya dia curiga.
Dia curiga sebetulnya sudah lama, tapi tidak menyangka sampai sejauh itu. Dia curiga si pelaku ini demen dengan anak-anak karena dilihat suka memangku anak-anak.
Guntur kemudian menceritakan rentetan kejadian pelecehan yang dialami anaknya. Dia ingat, pengakuan itu disampaikan anaknya pada 22 Mei 2020. Anaknya menceritakan seperti apa pelecehan pertama yang dialaminya.
Kejadian itu langsung membuat Guntur dan istri shock. Meski demikian, Guntur terus mengorek pengakuan sang anak. Tanpa dia duga, ternyata pelecehan yang lebih parah terjadi lagi di kemudian hari.
Totalnya ada 3 kejadian pelecehan yang dilakukan SPM terhadap anaknya. Rentetan kejadian itu berlangsung sejak Januari 2020 hingga pertengahan Maret 2020.
Meski demikian, ternyata ada fakta-fakta lain yang belum dia ketahui saat itu. Pelecehan tidak berhenti sampai di situ. Bahkan dia mengetahuinya dari pelaku sendiri.
Baca juga: Orangtua Korban: Pengurus Gereja di Depok Juga Suka Umbar Pornografi di Grup WA
Berikut lanjutan wawancaranya:
Kami komunikasi cukup baik sama anak. Cuma, ada kejadian yang keempat, itu kami tahunya malah dari kesaksian pelaku tanggal 6 Juni 2020 di Ciawi. Itu pertemuan SPM dengan saya dan salah satu saksi yang juga korban. Kami bertemu diatur oleh Pak (Azas) Tigor (Nainggolan, kuasa hukum), Suster Marisa, dan Romo Paroki.
Intinya kami waktu itu supaya dia mau klarifikasi. Awalnya, yang diakui oleh anak saya hanya 3 kejadian.
Ternyata, ada 4 kejadian, dan kejadian keempat dilakukan pelaku 14-15 Maret 2020.
SPM bertemu Anda di Ciawi, bagaimana reaksi dia? Apa penjelasan yang ia berikan atas kejahatannya?
Iya, saya sempat bertemu dengan pelaku. Itu pertama dan terakhir. Dia ceritakan semua dengan gampang.
Dia bilang, kan di situ ada 11 korban dari pengakuan dia. Di situ dia bicara, “si A saya lakukan ini, si B saya lakukan ini, si C saya lakukan ini, sampai akhirnya saya sodomi saya anal,” itu dengan gampang dia bilang.
Baca juga: Ayah Korban Pencabulan Pejabat Gereja di Depok: Anak Saya Dicabuli 4 Kali
Aduh itu manusia. Itu rasanya saya, uh rasanya … Aduh, itu kalau saya tidak ingat anak saya, saya tidak tahu deh, saya habisin kali di situ. Tapi saya harus kuat, saya harus tahan emosi.
Saya sampai keluar ruangan itu, karena saya ngeri saya pukul dia, saya apain dia, dan akhirnya bisa berbalik ke saya. Coba…
Saya sampai keluar, saya masuk kamar mandi, seperti orang gila saya teriak.
Benar-benar deh. Dan kejadian seperti itu terjadi hampir setiap hari. Di tengah malam, saya teriak-teriak.
Saya kan kerjaannya sopir, dan ketika saya mengirim barang, dan saya teringat kelakuan dia terhadap anak saya, saya teriak di jalan, itu sampai hari ini. Sampai saat ini saya masih mengalami kejadian dan momen seperti itu.
Tidak mungkin kan, di depan anak saya, saya seperti itu dan di depan keluarga kan saya harus kuat karena saya tiangnya mereka.
Tapi kan saya juga manusia, dan ketika saya tidak kuat di luar rumah, ya terjadilah seperti itu.