JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan mengumumkan 45 pasangan bakal calon kepala daerah yang diusung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Pengumuman disiarkan secara daring dari kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Salah satu wilayah yang diumumkan, yakni Kota Depok. PDI-P memutuskan mengusung pasangan Pradi Supriyatna dan Hj Afifa Alia.
Baca juga: Termasuk Gibran-Teguh, Ini 45 Calon Kepala Daerah yang Diusung PDI-P pada Pilkada 2020
Pengumuman tersebut disaksikan langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Pasangan itu bakal diusung koalisi Partai Gerindra dan PDI-P.
Pradi Supriatna merupakan Ketua DPC Partai Gerindra yang saat ini masih menjabat sebagai wakil wali kota Depok.
Ia menang ketika berpasangan dengan Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS pada Pilkada Depok 2015.
Namun, seiring waktu berjalan, hubungan antara Idris dan Pradi kerap tak mulus dan berimbas pada relasi Gerindra-PKS di pemerintahan Kota Belimbing
Sementara Afifah adalah kader PDI-P.
Baca juga: Alasan Gerindra-PDI-P Usung Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020
Ketua Tim Kerja Koalisi Gerindra-PDI-P, Nurozi, sebelumnya menjelaskan, Pradi-Afifah merupakan pasangan yang pas karena dapat mengakomodasi semua segmen pemilih di Depok yang mereka incar.
"Pradi menurut saya segmennya (pemilih) tradisional dan muda. Kemudian Afifah ini (segmen) perempuan, jelas," kata Nurozi kepada wartawan, Senin (6/7/2020).
"Yang tidak diketahui adalah Afifah ini teknokrat. Kami tidak mau menjadikan kota ini kota slogan, misalnya religius atau bebas macet. Dengan Bu Afifah, slogan ini harus kejadian," ujar dia.
Di samping itu, Nurozi mengungkapkan bahwa latar belakang Afifah sebagai pebisnis dianggap bakal memuluskan langkah kedua partai dalam Pilkada Depok 2020 serta dalam pemerintahan kelak.
Baca juga: Idris Mengaku Didukung 5 Parpol, Segera Deklarasi Hadapi Pilkada Depok
Sementara itu, Pradi yang diklaim tumbuh di kalangan ulama tradisional dianggap mampu menggaet segmen pemilih kalangan dari kalangan itu.
"Kami juga ingin meyakinkan masyarakat, kita bukan seperti yang diisukan sekarang, yaitu nasionalis belaka, tapi kami nasionalis-religius," klaim Nurozi.
"Takutnya, di sana (kubu petahana, PKS) ambil isu agamis sama nasionalis. Kami tidak mau dibenturkan itu. Keyakinan kami, Bu Afifah bisa melengkapi segmen Pak Pradi," ujar dia.
Pemungutan suara Pilkada Depok 2020 akan dilangsungkan pada Desember 2020.
Sampai saat ini, ada tiga poros kekuatan utama partai politik jelang kontestasi lima tahunan itu.
Poros petahana dimotori PKS dengan 12 kursi di parlemen. PKS telah berkuasa tiga periode dan kini tampak menjajal peluang koalisi dengan Golkar yang punya lima kursi.
Sementara itu, poros penantang dinakhodai PDI-P dan Gerindra dengan bekal masing-masing 10 kursi di DPRD Kota Depok.
Partai-partai lain dengan perolehan kursi di bawah 5, yakni Demokrat, PKB, PAN, dan PPP menjadi kuda hitam dengan membentuk Koalisi Tertata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.