Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Handy Chandra
Bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan | Menekuni Inovasi Teknik dan Manajemen Lingkungan Laut | Pengalaman di bidang Maritim dan Pemilik Paten Plutonium Buoy

Kisah Tiga Negara Penikmat Reklamasi

Kompas.com - 20/07/2020, 13:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setelah Urk menjadi bagian dari pulau Flevo, lalu provinsi berdiri tahun 1986, investor masuk membangun pabrik, sistem logistik produk perikanan dan tenaga kerja dari luar Belanda masuk.

Kami ketemu dengan orang Vietnam, orang dari Eropa Timur, dan dari Turki yang bekerja di pabrik-pabrik pengolahan ikan di sana.

Pemerintah membangun pusat pelelangan ikan, fasilitas infrastruktur listrik, air, jalan, dan kereta api, juga pelabuhan dan kapal ferry.

Tidak lupa bandar udara dan stadion sepak bola. Akhirnya pada tahun 2001, sebuah klub sepak bola baru lahir dari provinsi baru ini, bernama FC Almere City. Bermain di liga divisi kedua, di bawah divisi utama (Eredivisie).

Flevoland bagi saya adalah provinsi yang unforgettable. Bukan karena baca buku petunjuk wisata, bukan pula dari browsing Google, bukan juga dengar kata orang. Ini provinsi pertama di dunia hasil reklamasi yang dilihat sendiri, dijelajahi sendiri, dengar langsung dan ngobrol sendiri bersama pelaku sejarah.

Dari Belanda, selanjutnya ke Singapura.

Negara inilah yang bikin heboh tahun 2002–2006, gara-gara aktivitas impor pasir laut dari Indonesia. Bahkan, sampai saat ini masih melakukan aktivitas reklamasi. Karena terbukti nyata manfaat ekonominya.

Bagaimana bisa? Tetap melakukan reklamasi, tapi keran ekspor pasir laut dari indonesia sudah ditutup.

Triknya sederhana. Kapal pengeruk atau penyedot pasir laut berlayar di ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) sepanjang selat Malaka. Setelah penuh, balik lagi lewat jalur yang sama, lalu bongkar muatan di Singapura.

Bagaimana cara lolos dari pengawasan dan otoritas perairan di Indonesia? Sangat mudah, karena hal teknis kemaritiman. Tapi tidak etis menyampaikannya. Biar otoritas yang berwenang yang memberikan pernyataan. Poin intinya adalah memanfaatkan alur ALKI.

Sejak reklamasi pertama kali tahun 1822, wilayah Singapura sudah berkembang 25 persen sampai sekarang. Dari sekitar 58.000 hektar menjadi 72.000 hektar adalah angka pertumbuhan yang sangat besar.

Mayoritas lahannya dipergunakan untuk memperkuat bisnis pelabuhan, sebagai hub-port (pelabuhan simpul) kawasan Asia Tenggara menuju Amerika dan Eropa. Juga bandar udara, yang secara de-facto menjadi hub-port ke Eropa.

Banyak memori bagus saat ke sana, tapi yang paling mantap adalah suasana saat masuk dengan kapal penyeberangan dari Batam ke Singapura.

Mohon maaf, perjalanan penyeberangan dari Batam ke Singapura sangatlah terasa kontrasnya. Dari Singapura bisa kita belajar bahwa, mengelola aspek budaya atau aspek manusia pada ruang reklamasi, sama vitalnya dengan aspek ekonomi.

Bicara soal ekonomi, pada koran harian Kompas edisi Jumat (3/7/2020) menyebutkan, pendapatan kotor per kapita Singapura sudah di level 59.590 dollar AS.

Indonesia masih pada 4.050 dollar AS. Sekali lagi, adalah fakta bahwa, Singapura menambah 25 persen lahan daratan menjadi komersial aktif dan menjadikannya sumberdaya untuk menjadi macan finansial Asia.

Berikutnya ke negara bagian Louisiana di Amerika Serikat.

Ibu kotanya New Orleans. Situasinya persis seperti Amsterdam di Belanda. Kalau di Amsterdam, kotanya berada minus 5 meter dari permukaan laut.

Sedangkan New Orleans minus 2,5 m dari permukaan laut Teluk Meksiko. Tanpa rekayasa teknik reklamasi (polder), kedua kota itu jelas-jelas tenggelam di bawah permukaan laut.

Bisnis MICE (meeting, international conference and exhibition) berkembang baik sekali di kota kelahiran musik jazz itu.

Banyak hotel, mal, restoran-restoran dengan jadwal tampil musisi-musisi tenar dan pusat-pusat pertemuan (convention center) pada sepanjang pesisir sungai yang direklamasi.

Ketika tahun 2016 mengikuti pertemuan ilmiah kelautan di Ernest Morial Convention Center, kelihatan sekali suasana indahnya. Setiap selesai acara konvensi, bisa jalan-jalan sepanjang sungai, sambil lihat kapal-kapal lalu lalang.

Jika sudah lapar, bisa masuk ke mal sepanjang pinggir sungai, sambil melihat sungai raksasa Mississippi dan laut Teluk Meksiko. Pemandangan kapal pesiar yang lalu-lalang dan bersandar disamping mal adalah fantastis. Pertama kali dalam hidup melihatnya.

Karena banyak buaya di sana yang dijadikan produksi bahan sepatu dan tas, belanjanya jadi murah dan menyenangkan. Teman dari Jepang dan China, kalo belanja seperti "kesetanan" saking antusiasnya dengan produk-produk belanja di sana.

Sungai Mississippi membelah dan bermuara di negara bagian ini. Sepanjang pesisir sungai sampai ke muara, dilakukan pemancangan lembaran beton (sheet-pile) untuk mencegah erosi.

Juga untuk mempertahankan luas daratan. Selain itu, lebar alur pelayaran sungai Mississippi dijaga dengan baik.

Alur pelayaran sungai tetap dirawat karena biaya transportasi menggunakan kapal (muatan gandum, hasil pertanian, dan tambang) ke negara bagian lain lebih murah, daripada membuat infrastruktur jalan yang kecil-kecil. Namun demikian, jalan antar-negara bagian (interstate road) tetap ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com