Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Siswa Mulai Simulasi Belajar Tatap Muka di Bekasi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 04/08/2020, 09:44 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Enam sekolah di Bekasi, Jawa Barat, mulai melakukan simulasi belajar dengan metode tatap muka di kelas di tengah pandemi Covid-19 ini pada Senin (3/8/2020).

Enam sekolah itu adalah SMPN 2 Kota Bekasi, SMP Victory, SMP Nassa, SDN Pekayonjaya VI, SD Negeri Jaticempaka VI, dan SD Al Azhar VI.

Pemkot Bekasi mengizinkan simulasi sekolah tatap muka itu hingga 28 Agustus ini.

Pembelajaran tatap muka berlangsung empat jam mulai pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Baca juga: Hari Ini SMPN 02 Bekasi Mulai Belajar Tatap Muka di Tengah Pandemi

Meski murid-murid memulai kegiatan belajar pukul 08.00 WIB, mereka diwajibkan tiba di sekolah pukul 07.00 WIB. Hal itu untuk proses pengecekan protokol kesehatan ketika sampai di sekolah.

Murid harus dapat izin orangtua

Kepala Sekolah SMPN 02 Samsu mengatakan, murid yang mengikuti belajar tatap muka di sekolah harus mendapat izin dari orangtua mereka. Setiap masuk ke sekolah, siswa-siswi harus menunjukkan surat izin dari orangtua yang telah ditandatangani dan dibubuhi materai.

Di SMPN 02, 67 persen siswa kelas VII diizinkan orangtua mereka belajar tatap muka. Kelas VIII hanya 16 persen yang diizinkan orangtua mereka belajar tatap muka di kelas, demikian juga kelas IX hanya 17 persen yang diizinkan.

Siswa-siswi dan guru juga harus bebas dari Covid-19 berdasarkan keterangan dokter.

Siswa belajar bergantian di sekolah

Samsu mengatakan, belajar tatap muka di sekolah dilakukan bergantian setiap hari. Satu kelas hanya ada 18 orang siswa yang belajar tatap muka di kelas.

Baca juga: Enam Sekolah Simulasi KBM Tatap Muka di Bekasi

“Ada tiga kelas yang diizinkan belajar tatap muka. Kelas VII ada 18 orang, kelas VIII ada 18 orang, dan kelas IX ada 18 orang. Jadi siswa yang belajar setiap harinya berubah,” ucap Samsu.

Ia mengatakan, ada sebagian murid yang tidak kebagian untuk belajar tatap muka dalam sebulan masa simulasi.

Siswa-siswi yang tidak kebagian belajar tatap muka harus belajar dengan metode jarak jauh secara online atau dalam jaringan (daring). Samsu mengatakan, ada jadwal pembelajaran siswa, baik itu melalui daring maupun tatap muka.

Sekolah telah membagi jadwal guru untuk mengajar secara daring ataupun tatap muka. Dengan demikian, semua murid di SMPN 02 bisa mengikuti pelajaran, entah secara daring atau tatap muka di kelas.

Ia memastikan bahwa pembelajaran tatap muka tidak berarti menghilangkan kegiatan belajar secara daring. Sebab, siswa yang tidak belajar tatap muka tetap belajar secara daring.

Belum dapat izin Mendikbud dan Pemprov Jabar 

Juru Bicara Sekolah Role Model di Bekasi, Hadi Sunaryo, mengakui, hingga kini Pemkot Bekasi belum dapat izin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk kegiatan belajar tatap muka itu.

“Direspons tertulis belum, mungkin masih dalam tahap pembahasan di tingkat sana (Pemprov Jabar dan Mendikbud), tetapi yang jelas kami sudah memberitahukan kepada Kementerian, pada Gubernur. Kami sudah berkirim surat ke semua,” kata Hadi.

Hadi mengklaim, simulasi KBM tatap muka di Bekasi bukan berarti menentang aturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Menurut dia, dengan adanya simulasi KBM tatap muka di Bekasi, harapannya dapat menjadi pilot project atau percontohan sekolah lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Ia mengatakan, protokol kesehatan di sekolah-sekolah sudah dilatih untuk diterapkan mulai saat masuk ke pintu gerbang satuan pendidikan, masuk ke ruangan kelas, mulai pembelajaran, proses pembelajaran, menutup pembelajaran, jeda waktu antarmata pelajaran, keluar kelas, dan keluar lingkungan satuan pendidikan.

Ia menambahkan, jika selama sebulan simulasi ini berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan sebagai percontohan sekolah lainnya untuk tatap muka.

“Artinya ya kalau sampai katakanlah tanggal 3 ini sampai 28 Agustus nantinya kami sukses, ya mudah-mudahan ini dijadikan satu dasar patokan dari pemerintah untuk menyelenggarakan KBM tatap muka,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com