Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melepas Sosok Humoris Balai Kota, Sekda DKI Saefullah...

Kompas.com - 17/09/2020, 07:59 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Rumah saya di Rorotan, kapan mau main? Mau nyabut singkong ada, mau ambil mangga ada," ucap salah seorang wartawan, Diah Ayu, sambil meniru perkataan almarhum Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, beberapa bulan lalu.

Kala itu, Saefullah melontarkan kata-kata berbau candaan tersebut untuk menghibur Diah yang mengadu bahwa rumahnya masih kerap kebanjiran.

Sebagai sesama warga Jakarta Utara, Diah pikir Saefullah adalah pejabat yang tepat untuk menjadi tempat 'curhat' masalah banjir.

"Gue curhat ke Sekda karena rumah gue banjir mulu. Karena sama-sama bocahan Jakut, ngerasa senasib aja sama Sekda. Eh taunya dia bilang kalau rumahnya enggak banjir," kata Diah.

Baca juga: Ahok Kenang Sekda DKI Saefullah Sosok Rajin dan Cepat Bekerja

"Terus untuk ngehibur gue, dia nawarin gue main ke rumahnya, buat ambil berbagai hasil perkebunan yang ada di rumahnya. Kayak singkong, mangga," lanjut dia.

Obrolan serta candaan tersebut adalah satu dari berbagai gurauan yang dirasakan wartawan Balai Kota.

Saefullah, menjadi salah satu pejabat andalan yang dianggap sebagai moodbooster dan kerap mencairkan suasana.

Sosoknya yang selalu tersenyum bahkan ketika dalam keadaan serius sekali pun, menjadi ingatan tersendiri bagi orang yang mengenalnya. Apalagi hobinya memberi pantun.

"Ingat banget Bapak tuh suka ngasih pantun. Apalagi pas lagi tegang-tegang. Dia malah godain wartawan," kata wartawan lainnya Yohannes.

Yohannes paling mengingat satu pantun dari Saefullah, "Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Dari mana datangnya berita, dari pewarta yang baik hati," begitu pantun yang diucapkan Saefullah sesaat sebelum konferensi pers dimulai.

Sontak, gelak tawa memenuhi ruangan konpers alih-alih adanya ketegangan.

Baca juga: Anies: Selama 6 Bulan Sekda Bekerja Siang dan Malam Memerangi Wabah Covid-19

Sosoknya tak pernah berubah, selama mendampingi empat gubernur dari Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saeful Hidayat, hingga Anies Baswedan.

Ia selalu siap menampung keluhan dan kritikan wartawan Balai Kota, kala ada gubernur atau pejabat yang tak bisa diajak kerjasama.

Setidaknya itu lah yang diingat wartawan senior Lenny Tambunan dari Saefullah.

"Selalu dia jawab dengan candaan sama Pak Sekda. 'Masih untung punya gubernur, daripada enggak ada, nanti saya yang makin capek. kamu enggak kasihan sama saya? nanti kalau saya makin kurus bagaimana?' biasanya dia bilang begitu sambil ketawa," tutur Lenny mengenang.

Sosok kebapakan juga kerap ditunjukkan Saefullah kepada wartawan Balai Kota yang sebagian merupakan anak muda.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/10/2019).KOMPAS.COM/NURSITA SARI Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/10/2019).
Bila ada kesempatan wawancara di ruangannya, Ia sering menyuruh wartawan untuk membawa buah-buahan yang tersedia.

"Kalau ke ruangannya untuk wawancara, pasti dioleh-olehin sama buah-buahan atau jajanan pasaran yang selalu tersedia di atas mejanya," cerita Lenny.

Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Anies Beri Penghormatan Terakhir untuk Sekda DKI Saefullah

Saefullah sering bilang, wartawan perlu makan buah supaya sehat. Tidak hanya dirinya yang sehat.

Memang, terlalu banyak cerita para wartawan bersama Saefullah di Gedung Balai Kota.

Bahkan, salah satu wartawan Asropih, tak menyangka bahwa pertemuan terakhirnya dengan Sekda adalah saat rapat paripurna bersama DPRD.

Kala itu Saefullah memang terlihat kurang sehat dan harus keluar lebih dulu sebelum rapat selesai.

"Pas itu jalannya agak lesu, keluar duluan dari rapat. Tapi enggak nyangka setelah itu langsung drop dan sekarang udah pergi," kata dia.

Kepergian Saefullah menjadi berita menyedihkan bagi seluruh penghuni Balai Kota. Dari gubernur hingga wartawan.

Baca juga: Lepas Jenazah Sekda DKI, Anies Sebut Saefullah Putra Terbaik Jakarta

Melepas sosok humoris nan baik menjadi hal paling menyakitkan.

Apalagi untuk para wartawan yang menganggap Saefullah bukan sekadar pejabat, namun juga sahabat.

Namun apa daya, Covid-19 juga merenggut nyawa pejabat baik itu. Saefullah dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (16/9/2020) kemarin.

Perkataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun terngiang, bahwa Covid-19 memang begitu nyata.

"Saya berharap kepada seluruh warga DKI Jakarta jadikan ini (kepergian Saefullah) sebagai pelajaran, kondisinya memang mengkhawatirkan, dalam artian yang sesungguhnya. Saya selalu menggarisbawahi pesan dari kami tidak pernah ditambahi, tidak pernah dikurangi, saya sampaikan apa adanya," kata Anies usai melepas jenazah Saefullah.

Selamat jalan Pak Saefullah, dari kami yang merindukan gurauanmu...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com