JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir menjawab kritikan mengenai langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang membawa jenazah Sekretaris Daerah Saefullah ke Balai Kota sebelum dimakamkan.
Saefullah meninggal karena terpapar Covid-19, Rabu (16/9/2020).
Chaidir mengatakan, meski sempat dibawa ke Balai Kota, namun seluruh prosesi tetap mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Anies Beri Penghormatan Terakhir untuk Sekda DKI Saefullah
Jenazah Saefullah diletakkan di dalam peti yang sudah ditutup dan juga tak dikeluarkan dari ambulans.
"Sudah mengikuti protokol Covid-19 dan jenazah tidak diturunkan. Tidak ada yang dilanggar, jenazah tertutup dalam peti dalam ambulans yang rapat. Enggak ada masalah," kata Chaidir saat dihubungi, Kamis (17/9/2020).
Selain itu, upacara penghormatan dilakukan terhadap jenazah Saefullah karena dirinya merupakan seorang pejabat serta belum pensiun.
"Aktif tidak pensiun dan beliau waktu menjelang sakit masih rapat paripurna. Kelaziman tata cara kita dalam Pemerintahan ketika pejabat aktif kalau menggunakan prosedur protokol ketentuan kita harus melepas," kata Chaidir.
Ia pun menyebutkan bahwa pihak yang mengkritik tak paham etika birokrasi.
"Kan kita ikuti protokol kesehatan, jenazah tidak dibuka. Itu orang yang mengkritiknya saja yang artinya tidak paham kepada etika birokrasi," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan mengkritik langka Pemprov DKI Jakarta karena membawa jenazah Saefullah yang meninggal dunia akibat Covid-19 ke Balai Kota.
Tigor menilai, meskipun berada di dalam mobil jenazah, namun berbahaya karena adanya potensi penularan.
"Pertanyaannya, kenapa jenazah Pak Saefullah, Sekda Jakarta yang meninggal kenapa dibawa ke Balai Kota? Bukannya jenazah yang meninggal karena positif Covid-19 langsung dimakamkan ke TPU?" kata Tigor.
Ia menyebutkan, saat penghormatan terakhir kepada jenazah di Balai Kota, terjadi penumpukan dan kerumunan orang yang datang.
"Jika memang ingin memberi penghormatan terakhir, kenapa tidak Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang datang menghampiri jenazah almarhum ke rumah sakit," ujarnya.
Baca juga: Sekda DKI Jakarta Tak Dikebumikan di Makam Khusus Covid-19, Ini Alasannya
Selain Tigor, sejumlah warganet di media sosial Twitter juga mempertanyakan hal tersebut.
Seperti diketahui, Saefullah dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (16/9/2020) kemarin akibat Covid-19.
Saefullah meninggal pukul 12.55 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti lalu mengungkapkan penyebab meninggalnya Saefullah karena shock sepsis irreversible dengan ARDS (Sindrom distres pernapasan akut) dampak dari Covid-19.
"Bapak Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible pada ARDS, yaitu infeksi berat pada jaringan paru dan seluruh sistem tubuh akibat infeksi Covid-19," ucap Widya dalam keterangannya, Rabu.
Gangguan tersebut membuat Saefullah gagal bernapas sehingga oksigen di dalam tubuh pun tidak memadai.
"Menyebabkan gagal bernapas yang tidak dapat diperbaiki dan tidak bisa terjadi pertukaran oksigen yang memadai," kata Widya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.