Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecah Kongsi Wali Kota Depok dan Wakilnya, Bersiap 'Saling Sikut' di Masa Kampanye

Kompas.com - 26/09/2020, 10:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Keduanya juga mendaftarkan diri ke KPU Kota Depok lebih dini.

Baca juga: Duel Petahana di Pilkada Depok, Pradi dan Idris Mencari Makna di Balik Nomor Urut

Dalam pendaftaran itu, mereka sempat diarak massa pendukung yang membuat Pradi masuk sebagai salah satu dari sederet petahana yang menerima teguran keras dari Mendagri Tito Karnavian.

Dalam berkas pendaftarannya, Pradi-Afifah melampirkan 10 program unggulan yaitu:

  1. Visum gratis untuk anak dan perempuan korban kekerasan.
  2. Berobat gratis menggunakan KTP Depok.
  3. Peningkatan pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui pemberian apresiasi dan insentif bagi ketua RT, RW, Linmas, kader posyandu, marbot masjid, dan kelompok lain.
  4. Pembukaan peluang 100.000 tenaga kerja baru melalui peningkatan kompetensi, pengembangan usaha baru, dan penyelenggaraan bursa tenaga kerja.
  5. Pengelolaan TPU dengan standar pemakaman untuk menjamin ketersediaan dan keasrian sehingga dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
  6. Pengelolaan car free day di beberapa titik wilayah yang berkontribusi terhadap promosi ekonomi kreatif dan pembangunan berkelanjutan.
  7. Pengembangan kawasan ramah bersepeda dan penataan serta pengembangan pedestrian yang ramah pejalan kaki.
  8. Pengembangan sistem layanan sosial terpadu (pendidikan, kesehatan, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial).
  9. Peningkatan kapasitas lembaga kursus dan pelatihan yang menghasilkan lulusan tersertifikasi.
  10. Pemberian beasiswa berbasis prestasi akademik, minat atau bakat, dan tahfiz Alquran.

Mohammad Idris (nomor urut 2)

Mohammad Idris yang notabene kalangan nonpartai namun dekat dengan PKS, akan berduet dengan kader partai dakwah, Imam Budi Hartono.

Februari silam, Idris yang sempat jadi wakil wali kota pada kurun 2011-2016 sempat angin-anginan ketika menanggapi peluang dirinya kembali maju di Pilkada Depok. Alasannya, ia tak punya kendaraan politik.

PKS yang dekat dengannya justru sesumbar bakal mengusung kadernya sendiri, dengan terlebih dulu menggodok kader-kadernya melalui pemilu internal buat diusung di Pilkada Depok.

Namun, Juli lalu, PKS akhirnya kembali berlabuh ke Idris. Imam yang dinyatakan unggul dalam penjaringan internal akhirnya didapuk sebagai calon wakilnya pada Agustus lalu.

Baca juga: Pilkada Depok di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, KPU: 1 TPS Maksimal 500 Pemilih

Hegemoni PKS di Depok telah bertahan selama 3 periode. Kekuatan mesin politik PKS hngga ke akar rumput membuat Depok kadung kondang sebagai kandang partai besutan Sohibul Iman tersebut.

Namun, episode kali ini, pasangan Idris-Imam usungan PKS sepi peminat.

Padahal, sebelumnya PKS yang berbekal 12 kursi di DPRD sempat menjajal peluang menggandeng "Koalisi Tertata" yang keseluruhan punya 10 kursi.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, PKB yang punya 3 kursi pilih keluar dari koalisi. Di menit akhir, giliran PAN yang punya 4 kursi membelot ke kubu lawan.

Total, barisan Idris hanya disokong 17 kursi di parlemen menuju Pilkada 2020.

Di level parlemen, PKS hanya berkoalisi dengan Partai Demokrat (3 kursi) dan PPP (2 kursi) di DPRD. Di luar parlemen, cuma Partai Berkarya yang kepincut.

Setelah melalui proses pendaftaran ke KPU Kota Depok, Idris-Imam mengumbar 10 janji program kerja, yakni:

  1. Dana Rp 5 miliar per kelurahan.
  2. 5.000 pengusaha/start-up baru dan 1.000 perempuan pengusaha.
  3. Insentif guru honorer dan guru swasta.
  4. Alun-alun dan taman hutan kota di wilayah barat.
  5. Insentif pembimbing rohani.
  6. Insentif RT, RW, LPM.
  7. Pusat olahraga dan UMKM.
  8. WiFi gratis untuk masyarakat.
  9. Sekolah/madrasah negeri per kecamatan.
  10. Posyandu/posbindu di setiap RW.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com