Jadi, konsumen bisa membeli daging kiloan mentah yang sudah dibumbui dan bisa langsung dimasak di rumah.
Yosua juga meningkatkan promosinya melalui media sosial hingga ke e-commerce. Bahkan, beberapa kali ia memotong harga daging itu untuk menggaet pembeli.
Inilah strategi pemasaran yang ia lakukan untuk menjemput konsumen di tengah pandemi Covid-19 ini.
Karena belakangan ini pemesanan daging kiloan mulai sedikit, restoran tersebut pun membuat ide lainnya untuk kembali mendongkrak minat masyarakat agar setia dengan produk mereka.
Baca juga: Diprotes PHRI, Ini Alasan Pemprov DKI Larang Restoran Layani Dine-In
Restoran buffet ini memilih berkolaborasi dengan chef atau influencer untuk menarik masyarakat.
Bahkan, peluncuran menu baru dengan harga-harga yang terjangkau cukup membuat masyarakat tertarik.
"Ide kita juga ngeluarin menu-menu baru dan collab sama orang-orang tertentu, termasuk influencer agar mendorong orang untuk beli," kata Yosua.
Dia mengatakan akan terus mencari berbagai strategi untuk bisa survive di tengah pandemi ini.
Sebab, diakui Yosua, pandemi ini sangat berimbas pada usaha kulinernya yang memang selama ini sangat mengandalkan dine in.
Kini, pemasaran lewat media sosial, bahkan e-commerce, terus digencarkannya demi bertahan pada masa pandemi ini.
"Inilah strategi yang kita lakukan untuk bertahan pada masa pandemi ini. Kalau andalkan dine in saja sudah pasti sangat sulit," tutur Yosua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.