DEPOK, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui tengah menghadapi tantangan dalam memperbesar kemampuan sistem kesehatan di Kota Depok dalam menangani pandemi Covid-19.
Sebagai gambaran, saat ini tingkat keterisian rumah sakit di Depok sudah melampaui batas aman, termasuk semakin tipisnya ketersediaan ruang intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU).
Pria yang akrab disapa Emil itu juga mengemukakan, Depok masih mengalami kendala dalam memenuhi standar minimum jumlah tes PCR serta melacak kontak erat pasien positif Covid-19 meski pandemi telah berlangsung tujuh bulan.
Baca juga: Rutin Berkantor di Depok, Ridwan Kamil Ingin Awasi Pilkada agar Tak Jadi Klaster Covid-19
Depok juga membutuhkan tambahan sumber daya manusia, dalam hal ini tenaga medis, untuk mengatasi persoalan itu.
Emil secara spesifik menyoroti kurangnya sumber daya manusia untuk dikerahkan menangani pandemi ketika akhir pekan.
"Kami mengimbau kepada orang-orang Depok yang punya skill di bidang dan pendidikan kesehatan, ini rumah sakit laboratorium membutuhkan SDM-SDM tambahan supaya bisa bekerja di akhir pekan," kata Emil di Depok, Jumat (2/10/2020).
"Karena pada akhir pekan, banyak yang kecapekan sehingga pelayanan agak turun di akhir pekan. Ini sedang kami naikkan (kemampuan sistem kesehatan), tetapi kendalanya adalah sumber daya manusia," tambah dia.
Emil memberi contoh, pihaknya bakal segera menambah jumlah tempat tidur pasien Covid-19 yang butuh penanganan khusus di ICU dan HCU. Jumlah tempat tidur yang akan ditambah mencapai 40 unit di RS Universitas Indonesia (UI) dan RSUD Kota Depok.
"Hanya saja, aktivitasnya baru bisa dimulai menunggu seleksi sumber daya manusia yang memang menjadi sedikit tantangan," kata dia.
Baca juga: Depok Dapat Bantuan Ventilator Terbanyak dari Pemprov Jawa Barat
"Oleh karena itu, silakan kirimkan lamaran ke Rumah Sakit UI, ke Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah, satu-satunya laboratorium tes PCR Covid-19 milik Pemerintah Kota Depok), dan lain-lain untuk mengisi kekurangan tenaga medis dalam rumah-rumah sakit atau laboratorium," tambah dia.
Bulan lalu, masalah ini juga pernah diapungkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita saat menanggapi penuhnya rumah sakit oleh pasien Covid-19.
"Enggak semudah itu juga rumah sakit menambah (tempat tidur pasien Covid-19). Menambah tempat tidur saja, jika SDM-nya tidak ada, sulit. Misalnya di RS Universitas Indonesia, ada alat untuk ICU banyak, tapi SDM kurang," ujar Novarita pada 18 September lalu.
Hingga kemarin, Depok telah melaporkan 4.386 kasus Covid-19, sebanyak 1.468 pasien di antaranya masih ditangani.
Sementara itu, dikutip dari laman resmi masing-masing pemerintah daerah, Kota Bogor mencatat total 1.281, Kabupaten Bogor 1.880, Kabupaten Bekasi 2.811, dan Kota Bekasi 1.703 kasus.
Emil mengaku akan rutin berkantor di Depok guna memantau lebih dekat penanganan Covid-19 di kota itu, selain Kota Bogor dan Bekasi.
Ia meminta agar Depok menekan sebanyak mungkin jumlah pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri di rumah berpotensi memperluas penularan di lingkungan tempat tinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.