Jumlah pelanggaran protokol Covid-19 ini selaras dengan masih digandrunginya metode kampanye tatap muka dan dialog langsung dengan warga.
Metode kampanye online rupanya tidak diminati oleh para pasangan calon wali kota-wakil wali kota Depok selama sepekan pertama masa kampanye, meskipun di masa pandemi Covid-19.
Catatan Bawaslu Kota Depok, porsi kampanye online hanya 1 persen dari total 194 kegiatan kampanye para pasangan calon dalam kurun 26 September hingga 4 Oktober lalu.
"Dari 194 kegiatan kampanye, metode pertemuan tatap muka dan dialog mendominasi sebesar 82 persen, yang digunakan oleh peserta pemilihan," ujar Dede.
"17 persen lainnya merupakan pertemuan terbatas dan hanya 1 persen kegiatan kampanye merupakan pertemuan dalam jaringan (daring/online)," sebutnya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Klaster Covid-19 Keluarga di Bogor, Depok, Bekasi Sedang Tinggi-tingginya
Kecamatan Pancoran Mas jadi lokasi favorit para pasangan calon untuk berkampanye (24 persen) disusul Sukmajaya (13 persen) dan Cimanggis (10 persen) secara tatap muka.
Tiga kecamatan tersebut merupakan wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 terbanyak di Depok hingga sekarang.
Janji para kandidat
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 jadi ajang duel petahana. Pasangan calon nomor urut 1 adalah wakil wali kota Depok saat ini, Pradi Supriatna yang didampingi kader PDI-P, Afifah Alia.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 2 adalah wali kota Depok saat ini, Mohammad Idris yang berduet dengan kader tulen PKS, Imam Budi Hartono.
Fenomena tak larisnya metode kampanye online bertolak belakang dengan klaim yang dilontarkan para kandidat.
Kandidat nomor urut 1, Pradi Supriatna misalnya, mengaku sudah mengantongi rencana untuk menggenjot aktivitas kampanye via media online karena situasi pandemi.
"Kami menggunakan media-media seperti Facebook, YouTube, memberikan cerita-cerita tentang visi-misi kami, kondisi kami," kata Pradi dikutip dari acara Sapa Indonesia Kompas TV, Minggu (27/9/2020).
Menurut dia, kampanye secara online justru mendatangkan sisi positif lantaran masyarakat bisa langsung menilai gagasan dan programnya secara terbuka.
"Kalau saya, dengan team work kami, apa pun yang memang menjadi ketentuan (kampanye), kami pasti akan taati," katanya.