“Tidak hanya itu, intimidasi kekuasaan melalui alat kekerasan yang dilakukan otoritas juga dikritik tajam oleh anarkisme,” ujarnya.
Menurut Agung, anarko bukan istilah terpisah dan selalu melekat pada obyek dan memiliki taktik serta strategi perjuangannya.
Ia memberikan contoh perjuangan anarkis tanpa kekerasan oleh Mahatma Gandhi, Leo Tolstoy (sastrawan rusia), dan Henry David Thoreau (sastrawan Amerika) disebut sebagai anarcho-pacifism.
“Perjuangan anarkis dalam sistem ekonomi dan pasar bebas disebut sebagai anarcho-capitalism (libertarian). Perjuangan anarkis melalui media seni identik dengan anarcho-situationism,” tambahnya.
Anarkisme memiliki banyak bentuk dan jenisnya. Yang paling awal dalam kemunculannya adalah anarkisme individualis dan anarkisme kolektif.
Baca juga: 7 Anggota Anarko Asal Jakarta Tertangkap Saat Demo Ricuh di Palembang
“Tapi, yang baru serta akan selalu kita kenal hanya istilah anarko saja,” kata Agung.
Dari perkembangan sejarah, anarko merupakan tradisi para kaum intelektual. Agung menyebutkan, individu tak berpendidikan yang mengaku sebagai anarko.
“Nah, sistem kelompok untuk anarko kan enggak make sense sama perjuangannya, apalagi kalau ada pimpinan karena akan muncul penyosokan yang dihindari dalam anarko,” ujar dia.
Ada juga anarko yang beberapa kali disebut polisi yaitu anarko sindikalisme. Para penganutnya disebut anarko sindikalis.
“Kalau memang benar anarko sindikalis, ya harus dari buruh dan tujuannya menghidupkan nilai-nilai manusia dan demokratis terhadap hak haknya,” ujar Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.