Namun demikian, Emil tak menjelaskan alasan mengapa penyuntikan tersebut mesti dilakukan dua kali.
"Rekan-rekan juga harus tahu bahwa vaksin itu tidak disuntik sekali tetapi dua kali," ujar Emil.
"Jadi orang yang sama disuntik vaksin, mungkin di hari ke-30 atau sesuai arahan dokter dia harus datang lagi," lanjutnya.
Baca juga: Ini Tiga Kelurahan di Depok yang Warganya Paling Banyak Terpapar Covid-19 Saat Ini
3. Hasil simulasi akan jadi dasar kebijakan program vaksinasi
Simulasi tempo hari dilakukan dengan tujuan menghitung berbagai hal yang diperlukan terkait vaksinasi.
Pemerintah, sebut Emil, mesti menghitung berbagai faktor seperti waktu, frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan tempat dalam menjalankan program vaksinasi kelak.
"Kabar (hasilnya) ini mungkin baru bisa kami berikan dalam seminggu ke depan. Saya lakukan jauh-jauh hari maksudnya supaya kita bisa masuk menghitung statistiknya," kata dia.
"Detail-detail itu nanti sedang kita hitung dan nanti ketahuan untuk menyuntik mayoritas warga Jawa Barat itu butuh 30 hari kah, atau 45 hari kah, atau 3 bulan, kita tidak tahu, karena ini sedang dihitung," ujar Emil.
4. Buka peluang menyulap tempat lain jadi lokasi vaksinasi.
Dalam rencana awal, puskesmas dirancang menjadi lokasi utama vaksinasi, selain di rumah sakit.
Meskipun begitu, eks Wali Kota Bandung tersebut tak menutup kemungkinan akan mengalihfungsikan sejumlah lokasi lain sebagai alternatif tempat vaksinasi.
Hal itu akan ditempuh apabila kapasitas fasilitas kesehatan tak cukup melayani ratusan ribu warga yang akan divaksin.
"Kalau tidak cukup berarti gedung serbaguna, gedung bulutangkis, semua harus kita sulap menjadi tempat pemvaksinan," jelas Emil.
"Kami melaksanakan simulasi karena kami ingin tahu, pertama apakah jumlah puskesmas di Depok dan Jawa Barat ini cukup? Nanti ketahuan satu puskesmas tipe begini, itu satu hari kerja bisa melakukan pelayanan pemvaksinan berapa jumlahnya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.