Pertanyaannya, kok bisa proyek ilegal berlangsung di institusi penegak hukum Indonesia? Bukan pertanyaan yang mudah dijawab.
Saya mencoba menelusuri soal minyak lobi yang dijadikan sebagai cairan pembersih di gedung Kejaksaan Agung. Merknya “Top Clean”.
Tidak mudah mencarinya. Beberapa distributor yang didatangi tim AIMAN mengaku tidak menjual lagi cairan itu. Informasi yang kami dapat, seluruh barang ditarik dari peredaran.
Saksikan selengkapnya penelusuran saya di program AIMAN yang tayang di Kompas TV setiap Senin pukul 20.00.
Beruntung saya mendapatkan barang ini dari salah satu kenalan yang masih menyimpannya. "Top Clean" untuk membersihkan lantai ini berbeda fungsi dari cairan sabun pel.
Warnanya seperti air teh pekat. Aromanya mirip bau solar dan berminyak. Baunya sulit hilang jika terkena kulit. Cairan ini ternyata menjadi yang paling laku di kelasnya karena harganya murah: Rp 120.000/ 4 liter.
Cairan serupa dengan merk terkenal harganya dua kali lipat. Fungsinya mengilapkan granit atau marmer setelah disapu.
Saya mempraktikkan cairan ini pada granit. Hasilnya memang berbeda. Lebih mengilap dari obat pel biasa. Kotoran juga jauh lebih cepat hilangnya.
Lalu, sampailah saya pada pengujian apakah cairan mudah terbakar atau tidak.
Saya memula uji coba ini dengan menyiram cairan ke lantai dan menyulutnya dengan korek gas. Cairan ternyata tidak terbakar, malah menguap karena tersulut api.
Uji coba kedua, saya ambil potongan kayu kering dan saya siramkan cairan ini ke potongan kayu tersebut. Kembali saya menyulut api. Saya tahan api menyala dari korek gas sekitar 5 detik. Kayu sempat menyala sekitar 1 detik lalu seketika mati.
Ternyata cairan ini tidak mudah terbakar seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Memang cairan ini mengandung solar. Seperti kita tahu, solar hanya akan terbakar pada suhu dan tekanan tertentu.
Adakah kaitannya antara cairan lantai, CCTV hilang, dan proyek ilegal? Ada atau tidak, pengadilanlah yang nanti harus membuatnya terang benderang.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.