Kondisi ICU juga tak kalah mengkhawatirkan. Dari 55 ICU yang tersedia, 41 di antaranya sudah terisi per kemarin, atau hanya tersisa 14 kamar ICU di Depok.
"Ini (keterisian tempat tidur Covid-19 di atas 80 persen) juga mewakili rata-rata se-Jawa Barat, khususnya yang Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Bandung Raya," kata Emil.
Lonjakan pasien ini diakui oleh dua rumah sakit utama milik pemerintah di Depok, yakni RS Universitas Indonesia (UI) dan RSUD Kota Depok sejak pekan lalu.
Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori menyebutkan bahwa pekan lalu, ketersediaan tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sudah terisi 94 persen dan ICU telah penuh.
"Sudah sejak Oktober (ada lonjakan pasien Covid-19). Tapi yang lonjakan terus-menerus itu ya bulan ini," kata Devi pada 25 Vovember.
Di RS UI, penambahan kapasitas coba dilakukan tetapi penularan Covid-19 tak kalah cepat.
"Kami menambah kapasitas rawat inap di akhir Oktober sebenarnya menjadi 63 tempat tidur, lalu bertahap ke 80 tempat tidur, tapi keterisiannya sudah 80 persen lagi," ujar Manajer Pengembangan Bisnis RS UI, Astrid Saraswaty kepada Kompas.com, pada 25 November.
Ia menambahkan, kerap kali yang diperlukan adalah ruang rawat intensif yang celakanya jumlahnya terbatas.
Lantaran keterbatasan tersebut, ia mengaku, tak sedikit permintaan rujukan yang akhirnya tak bisa diterima.
Menipisnya ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif Covid-19 merupakan alarm karena kasus infeksi virus SARS-CoV-2 masih terus naik.
Jika jumlahnya melampaui kapasitas, rumah sakit bisa kolaps dan banyak pasien yang tak tertangani sehingga berdampak pada tingkat kematian.
Sementara itu, menambah kapasitas rumah sakit untuk pasien Covid-19 juga tak gampang karena harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang mumpuni.
RS UI, misalnya, dapat menambah 29 tempat tidur lagi. Namun, gara-gara keterbatasan tenaga kesehatan, penambahan itu harus dilakukan bertahap.
"Jika sudah dioperasikan maka total ruang perawatan Covid-19 RSUI akan menjadi 109 tempat tidur. SDM tenaga kesehatan ini yang tidak mudah," ungkap Astrid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.