"Enggak pernah diimunisasi. Saya kan kader Posyandu, kalau kita datang ke rumah ya langsung ngunci pintu. Sekali pun enggak pernah diimunisasi anaknya," kata Nurlela saat ditemui di kediamannya di kawasan RW 07, Kelurahan Bojong Menteng, Kota Bekasi.
3. Sudah dilarang meminta-minta oleh suami dan tetangga
Astuti sebenarnya sudah menerimanya larangan dari sang suami dan tetangga kala membawa bayinya untuk mengemis. Namun, dirinya bersikukuh ingin mengemis sambil menggendong anak.
Padahal anaknya sudah dalam kondisi sakit.
Baca juga: Tetangga Sebut Ibu yang Bawa Balita Saat Mengemis Sudah Sering Dilarang Suami, tapi Tak Didengar
"Memang sudah dilarang mengemis. Tapi karena ibunya keras kepala jadi enggak mau nurut. Sama warga juga dilarang, kasihan anaknya, tapi dia juga enggak nurut," kata Nurlela.
Astuti bersikukuh ingin mengemis demi membeli susu anaknya. Alasan itu yang selalu disebutkan wanita berusia 32 tahun itu kala terbentur izin suami.
4. Peran tetangga penting
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai peristiwa ini bisa saja dihindari andai tetangga sekitar bisa lebih peka terhadap kondisi anak-anak yang jadi korban eksploitasi.
"Anak harus dilindungi walaupun dari keluarga sendiri, seperti dibawa mengemis, dibawa jadi pemulung. Seharusnya ada reaksi cepat tetangga, perangkat desa, atau siapa pun yang melihat," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) Bidang Trafficking dan Eksploitasi Ai Maryati, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Kasus Balita Meninggal Saat Dibawa Mengemis, KPAI: Tetangga Berperan Penting Cegah Eksploitasi Anak
Dia mengaku cukup sulit mendeteksi anak yang jadi korban eksploitasi di dalam sebuah keluarga. Pasalnya, sering kali kondisi keluarga tampak normal jika dilihat secara umum.
"Otomatis kalau lingkungannya melihat kondisi keluarga normal-normal saja ya tidak terdeteksi," ujar dia.
Maka dari itu, tetangga harus peka dengan kondisi anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, Ai mengimbau warga tak ragu melaporkan ke polisi atau Dinas Sosial manakala menemukan anak yang jadi korban eksploitasi di lingkungan sekitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.