Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teladan Toleransi dari Pinggir Kota Jakarta...

Kompas.com - 06/12/2020, 08:58 WIB
Ivany Atina Arbi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 7 kilometer di arah timur Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, terdapat tiga tempat peribadatan milik agama Islam, Katolik, dan Protestan yang letaknya saling berdampingan.

Ketiga rumah ibadah itu adalah Masjid Al Jauhar Fisabilillah, Gereja Kristen Pasundan, dan Gereja Katolik Santo Servatius. Ketiganya berada dalam satu kompleks besar, dalam radius tak lebih dari 100 meter.

Area tersebut dikenal sebagai Segitiga Emas yang telah menjadi simbol toleransi di Kampung Sawah, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, selama puluhan tahun.

Toleransi tidak hanya terefleksi dalam rupa fisik kedekatan jarak antartempat peribadatan, namun juga dalam interaksi sosial antarwarga maupun dengan orang luar.

Baca juga: Menjaga Toleransi dan Merawat Kebinekaan ala Gusdurian

Wakil Ketua Dewan Paroki Kampung Sawah, Gereja Santo Servatius, Matheus Nalih Ungin, dalam wawancara dengan Kompas.com pada malam Misa Natal 2019 lalu menceritakan bahwa warga Muslim sudah biasa membantu pembangunan gereja dan warga non-muslim membantu pembangunan masjid.

Kalau ditarik ke belakang hingga 20 tahun lalu, kerukunan antarwarga berbeda agama juga terejawantahkan dalam tradisi pindah rumah. Pindah rumah di sini dalam arti sebenarnya, yakni bangunan dipindahkan seutuhnya dengan cara digotong.

Saat itu, rumah-rumah masih terbuat dari kayu, berdinding papan dengan lantai yang ditopang batu di atas tanah.

Jadi saat pindah, beberapa balok kayu dimasukkan di bawah lantai untuk kemudian diangkat secara bersama dan dipindahkan ke tempat yang baru. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dari beragam latar belakang sosial.

“Gotong-royong sangat luar biasa antarwarga muslim, Kristen, dan Katolik. Bahkan ada Hindu dan Budha juga,” kata Nalih.

Baca juga: Kampung Sawah Bekasi Didorong Jadi Percontohan Kerukunan Beragama

Nalih yang selama 55 tahun telah lahir dan besar di Kampung Sawah menuturkan, warga Kampung Sawah sudah terbiasa hidup berbeda selama berabad-abad.

Walau berbeda, mereka merasa saling memiliki karena berasal dari suku yang sama, yaitu Betawi.

Ia mencontohkan, apabila ada seseorang yang melahirkan, semua warga akan mengucapkan selamat dan turut berbahagia.

Demikian pula jika ada warga yang meninggal atau tertimpa musibah, mereka tidak segan-segan saling membantu tanpa melihat latar belakang agama masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com