"Aspirasi sudah kami dengarkan. Sekarang bapak-bapak sekalian membubarkan diri, sebelum kami ambil langkah selanjutnya," kata Luckyto.
Puluhan personel TNI-Polri bersenjata lengkap langsung memukul mundur massa aksi keluar dari Jalan Promoter dan membubarkan mereka yang masih bertahan di jalur pedestrian.
Kepada wartawan, Luckyto menyebut pembubaran dilakukan karena kegiatan yang dilakukan para simpatisan ilegal.
Tidak ada penanggung jawab kegiatan yang mengajukan izin kerumunan kepada pihak kepolisian.
"Kehadiran mereka di Polres Tangsel tidak melalui mekanisme yang benar. Mereka tidak ada pemberitahuan, kami pun tidak mengeluarkan izin," ujar Luckyto.
Di sisi lain, Polisi meminta massa aksi untuk membubarkan diri dan tidak membuat kerumunan lebih banyak lagi karena dikhawatirkan terjadi penularan Covid-19.
"Situasi Tangsel saat ini merupakan zona merah, yang mana kumpulan massa sangat rentan dengan terjadinya penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Baca juga: Ditahan di Rutan Polda Metro, Rizieq Shihab Dipisahkan dari Tahanan Lain
Ajakan berkumpul lewat pesan whatsapp
Berdasarkan data yang didapatkan kepolisian, massa aksi berkerumun dan mendatangi Mapolres Tangerang Selatan karena mendapatkan undangan yang tersebar secara masif di grup aplikasi pesan instan.
"Jadi mereka hadir hanya karena WA (WhatsApp) yang diviralkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau tidak diketahui, akhirnya mereka datang ke sini," kata Luckyto
Menurut Luckyto, pesan yang diterima para simpatisan itu berisi ajakan untuk beramai-ramai menyambangi Mapolres Tangerang Selatan, termasuk waktu dan titik kumpulnya.
"Hanya lewat WA grup, besok kumpul di Polres Tangerang Selatan jam sekian," sambungnya.
Kendati demikian, polisi belum mengetahui sosok yang menginisiasi kegiatan tersebut ataupun pengirim pertama undangan itu sampai akhirnya massa simpatisan mendatangi Polres Tangerang Selatan.
Polisi menduga, ada upaya penghasutan yang dilakukan agar para simpatisan tersebut mendatangi Polres Tangerang Selatan dan membuat kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
"Mengarah ke sana. Karena kembali lagi ini tidak ada penanggung jawabnya. Ini di-blasting ke WA-WA grup kemudian memancing atau mentriger massa untuk hadir di sini," kata Luckyto.