Pilkada Depok 2010, Nur Mahmudi kembali mencalonkan diri lewat usungan PKS, PAN, dan 3 partai lain.
Menggandeng kalangan nonpartai yang dikenal sebagai pemuka agama, Mohammad Idris, Nur Mahmudi menang mudah dengan raihan 61,87 persen suara.
Badrul Kamal yang diusung Golkar, Demokrat, PDI-P, PPP, PKB, PDS, dan PDP keok.
Yuyun Wirasaputra yang mencoba peruntungan kedua dengan menggandeng Pradi Supriatna juga tumbang meski dibeking 13 partai termasuk Gerindra dan Hanura di dalamnya.
Tahun 2015, Pradi dan gerbong Gerindra-nya pilih merapat ke kubu PKS di Pilkada Depok.
Selesai Nur Mahmud berkuasa 2 periode, tongkat estafet beralih ke tangan Idris yang tetap berstatus calon independen, bukan kader PKS.
PKS yang kala itu berkongsi dengan Gerindra, Demokrat, dan PBB, lagi-lagi menang mudah setelah Idris-Pradi mengantongi 61,91 persen suara.
Penantang PKS kala itu masih PDI-P dan partai berlambang banteng itu lagi-lagi harus bertekuk lutut.
Dimas Okky Nugroho-Babai Suhaimi, jagoan PDI-P yang diusung bersama PAN, PKB, dan Nasdem, cuma mendapatkan 38,19 persen suara.
Empat tahun berkuasa di periode 2016-2021, Idris-Pradi rupanya kerap tak satu suara. Pradi dan gerbong Gerindra-nya mengaku tak banyak dilibatkan dalam penentuan kebijakan walau menjabat wakil wali kota.
Pilkada Depok 2020 yang menentukan
Retaknya hubungan di Balai Kota akhirnya membuat Pradi pilih pecah kongsi dengan Idris. Ia berkemas sejak tahun lalu.
Baca juga: Di Tengah Pandemi, Partisipasi Pemilih di Pilkada Depok Malah Capai Rekor
Gerindra, PDI-P, PAN, Golkar, dan PPP bahkan sudah menyatakan dukungan untuknya sejak Desember 2019.
Dalam perjalanannya, selain PDI-P, partai-partai itu sempat safari politik dan tampak menjajaki peluang koalisi dengan PKS, namun pada akhirnya mereka kembali berlabuh ke Pradi.
Gerindra dan PDI-P sebagai penggerak utama sudah curi start jauh dari PKS yang waktu itu masih bimbang menunjuk nama kandidat.
Saat PKS belum mengapungkan nama calon, Gerindra dan PDI-P sudah sepakat mengusung Pradi Supriatna dan Afifah Alia sejak Mei.
Sementara itu, Idris yang tak punya partai baru diusulkan maju oleh PKS 2 bulan berselang, berpasangan dengan Imam Budi Hartono, kader tulen PKS.
PKB dan PSI yang sempat ada di barisan PKS, akhirnya membelot ke Pradi-Afifah setelah PKS menunjuk Idris maju lagi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.