Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan “Burgemeester” di Balai Kota DKI Jakarta

Kompas.com - 02/01/2021, 11:15 WIB
Ivany Atina Arbi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bangunan bergaya arsitektur Tuscan, yang polos tanpa banyak ukiran dan ornamen, berdiri kokoh di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8, Jakarta Pusat.

Pilar-pilar besar di serambi teras gedung tua berwarna putih itu menambah kesan kokohnya bangunan ini yang sudah berdiri sejak abad ke-19. Keperkasaan pilar-pilar tersebut seolah menegaskan ”kekuasaan” orang yang bernaung di bawahnya.

Ya, di Gedung Balai Kota DKI Jakarta inilah para orang nomor satu di wilayah DKI Jakarta bernaung dari waktu ke waktu.

Di masa kolonial, bangunan ini merupakan rumah dinas bagi Burgemeester (Wali Kota) Batavia, sekaligus kantor pemerintahan.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Penangkapan Pemimpin Sekte Kerajaan Tuhan Lia Eden pada 2005

Saat pemerintahan Kota Batavia pertama kali dibentuk, kantor wali kota berada di Batavia Lama, atau yang saat ini kita kenal sebagai kawasan Kota Tua.

Ketika terjadi pemekaran kota Batavia ke arah selatan, kantor pemerintahan juga ikut berpindah ke Tanah Abang pada 1913, lalu kemudian pindah ke Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9 pada 1919.

Dalam buku Medan Merdeka-Jantung Ibukota RI karya Adolf Heukeun SJ (2008), rumah nomor 8, yang sekarang menjadi kantor Gubernur DKI Jakarta, merupakan kediaman bagi pejabat kolonial setingkat gubernur saat ini.

Heuken mendeskripsikan rumah nomor 8 ini merupakan perpaduan gaya klasisisme dengan unsur gaya pesisir.

Ini ditandai dengan atap rendah sebagai pelindung dari sinar matahari dan hujan, serta teritisan lebar di bagian samping yang ditopang tiang besi berukir ragam hias sulur-suluran.

Baca juga: Cikal Bakal Menteng, Ambisi Belanda Punya Kota Taman di Batavia

Rumah tinggal “Burgemeester” Batavia, atau Gedung Balai Kota DKI Jakarta saat ini, terdiri atas rumah induk yang diapit dengan bangunan samping. Ruang-ruangnya disusun secara simetris.

Di belakang tiga pintu di serambi muka terdapat ruang tamu luas. Kemudian di sampingnya ada dua ruang kerja. Sementara di bagian belakang terdapat serambi yang luas dengan dua kamar tidur besar di kanan dan kirinya.

Dulunya di belakang rumah residen ini pernah terbentang taman yang luas untuk pesta.

Adapun rumah nomor 9 dipergunakan sebagai gedung Stadsgemeente (kotamadya) Batavia.

Masih menurut Heuken, pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, rumah ini punya fungsi yang sama dengan gedung pemerintahan Jakarta sekarang.

Walaupun berhubungan dengan sejarah kota, rumah ini dipandang kurang bernilai dari segi arsitektur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com