JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) dihentikan sementara karena cuaca buruk.
Deputi Bina Tenaga dan Potensi SAR Abdul Haris Achadi mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.
Hal itu membuat pencarian di laut dihentikan sementara hingga cuaca membaik.
"Untuk sementara off, kita lihat cuaca ini. Dapat informasi di sana tinggi gelombang 2,5 meter," kata Haris saat diwawancarai di JICT II,Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Cerita Youtuber Faisal Rahman dan Kakaknya Turut Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182
"(Pencarian di laut) Untuk sementara ini berhenti dulu sambil lihat cuaca. Sementara ya," sambungnya.
Haris menuturkan, Tim Basarnas yang hendak melakukan pencarian dengan kapal KM Karna terpaksa kembali karena cuaca buruk.
"Tadi pagi sekitar 09.30 WIB kami dari Basarnas dengan kapal KM Karna melakukan pencarian pertolongan. Kami juga membawa media dan penyelam untuk melakukan pencarian di sana," tutur Haris.
Baca juga: Cerita Penyelam Relawan Pencari Sriwijaya Air, Tinggalkan Anak Istri untuk Misi Kemanusiaan
"Dan baru sampai mulut kolam kita terpaksa harus balik kanan karena cuacanya, kami keluar tinggi gelombang 1,5 meter," sambung dia.
Sejauh ini, Hadi menyebutkan, proses pencarian masih akan berlanjut setelah cuaca membaik.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.