Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Operasi SAR Sriwijaya Air, Kendala Cari CVR hingga 239 Kantong Jenazah Dievakuasi

Kompas.com - 15/01/2021, 06:45 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Rasman menegaskan bahwa seluruh petugas di lapangan sudah dicek terlebih dahulu sebelum melakukan evakuasi.

"Kalau di lapangan, yang jelas sebelum terjun ke lapangan kami lakukan pengecekan, terutama pada saat dia bergerak dari sini naik kapal, dicek dulu, benar-benar sehat, termasuk Covid-19," ucap Rasman.

Kendala mencari CVR

Basarnas mengaku ada kendala dalam pencarian cockpit voice recorder (CVR) yang dilakukan oleh tim SAR.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan, bagian luar CVR sebenarnya sudah ditemukan.

"Soal CVR saya sudah komunikasi dengan ketua KNKT maupun panglima armada yang di lokasi, informasi yang kami dapatkan, baru casing-nya, bungkus atau body protector dari CVR yang ketemu," kata Bagus.

Namun, beacon atau sebuah alat yang digunakan agar CVR terdeteksi sudah terlepas.

Baca juga: Basarnas Ungkap Kendala Tim SAR Cari CVR Sriwijaya Air

Oleh karena itu, tim SAR kesulitan mencari keberadaan CVR di bawah laut.

Terlebih lagi, air laut yang keruh juga mempersulit jarak pandang para penyelam dalam proses pencarian.

"Permasalahan yang ada seperti kita ketahui bersama, beacon yang bisa membawa kami ke benda itu sudah lepas dari alat itu, sehingga kami gunakan cara yang relatif lebih lama dan air di bawah permukaan cukup keruh," tutur Bagus.

Meski demikian, tim SAR terus berusaha mencari CVR ataupun bagian tubuh korban dan material pesawat lainnya.

Total 239 kantong jenazah dievakuasi

Berdasarkan data terakhir yang diumumkan Basarnas, sampai hari keenam pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182, total ada 239 kantong jenazah telah dievakuasi.

"Kami mendapatkan 98 kantong jenazah yang berisi body part, serpihan kecil badan pesawat sembilan kantong, dan potongan besar badan pesawat lima bagian," kata Bagus Puruhito.

"Sehingga total sampai jam 20.00 WIB ini kapal terakhir tadi masuk, kami sudah mengumpulkan 239 kantong jenazah," sambungnya.

Sementara itu, total kantong serpihan kecil pesawat berjumlah 40 kantong serta 33 potongan besar badan pesawat.

Flight data recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat juga telah dievakuasi pada Selasa (12/1/2021).

Baca juga: 6 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi Hari Ini, Total 12 Jenazah

Hari ini, Basarnas rencananya akan mengumumkan kelanjutan operasi pencarian yang sudah memasuki hari ketujuh.

Berdasarkan ketentuan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tujuh hari.

Meskipun demikian, berdasarkan Pasal 34 UU tersebut, ada beberapa hal yang memungkinkan operasi pencarian dilanjutkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com