Aksi mogok ini diharapkan bisa segera menurunkan harga daging di pasaran yang membuat omzet para pedagang berkurang.
"Makanya kami aksi. Kalau harga terus naik, pembeli kabur,” kata Aulia, seperti dilansir dari Kompas.id, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Pedagang Daging Mogok Jualan, Penjual Bakso dan Soto Terpaksa Tutup
Aulia menjelaskan, kenaikan harga daging sudah mulai terasa sejak Hari Raya Natal 2020.
Saat ini, harga daging sapi di pasaran sudah mencapai Rp 150.000 per kilogram, berselisih Rp 5.000 - Rp 10.000 dibanding kondisi normal.
"Ini rencananya harga mau dinaikkan lagi jadi Rp 170.000 per kilogram dari tingkat pemasok daging," ungkapnya.
Aksi mogok berjualan juga dilakukan oleh para pedagang daging di Pasar Ciputat.
Suheli (30), pedagang daging sapi di pasar tersebut berhenti berdagang karena kenaikan harga yang terjadi membuat omzet penjualannya merosot.
Menurut Suheli, harga daging dari pemasok di RPH naik Rp 10.000 menjadi Rp 95.000.
Dengan begitu, dia harus menaikan harga jualnya menjadi Rp 120.000 - Rp 125.000.
Akibatnya, minat pembeli daging di kiosnya menurun, sampai akhirnya Suheli berhenti berjualan untuk sementara.
”Sebelum kenaikan itu bisa terjual 50 kilogram sehari. Sekarang paling terjual 40 kilogram,” kata Suheli.
Tak hanya para pedagang daging, pelaku usaha RPH di Tangerang Selatan turut berhenti beroperasi seiring mogoknya para pedagang.
Kepala RPH Tunas Karya Suwandi mengatakan, pihaknya menyetop aktivitasnya sebagai bentuk dukungan untuk para pedagang daging di pasar tradisional.
Suwandi berpandangan, kenaikan harga daging di pasaran yang terjadi saat ini terbilang tidak wajar.
”Kami di RPH tidak bisa apa-apa karena, kan, harga sudah tinggi dari penyuplai,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.