Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pekan Zona Merah, Depok Kini Berada di Zona Oranye Covid-19

Kompas.com - 25/01/2021, 12:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok menyebut bahwa Depok kini sudah masuk kategori wilayah zona oranye/berisiko sedang penularan Covid-19.

"Hari ini keluar rilis dari satgas pusat, kita berada pada zona oranye," ujar juru bicara satgas, Dadang Wihana, kepada wartawan pada Senin (25/1/2021).

"Alhamdulillah, ini setelah tujuh minggu kemarin kita di zona merah," tambahnya.

Status zonasi setiap wilayah dihitung dan diperbarui setiap pekan. Beralihnya Depok ke zona oranye disebabkan sejumlah hal selama sepekan terakhir.

Baca juga: Depok Catat 437 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi Kedua Selama Pandemi

Pertama, kata Dadang, rekonsiliasi data antara Depok dengan Pusat sudah tercapai.

Rekonsiliasi data ini penting agar data yang masuk untuk perhitungan zonasi merupakan data yang aktual.

Kedua, tingkat pemeriksaan PCR diklaim cukup tinggi.

"Jadi peningkatan kasus beriringan dengan contact tracing dan swab PCR kita," kata Dadang.

"Saat ini sudah 65.000 lebih (tes PCR), itu dari awal (pandemi)," tambahnya.

Ketiga, angka kesembuhan relatif tinggi, sementara tingkat kematian relatif rendah.

Cek data

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari laporan harian satgas, tingkat kematian akibat Covid-19 di Depok selama sepekan terakhir memang sedikit menurun dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.

Baca juga: Anies Minta Pusat Ambil Alih Penangangan Covid-19 di Jabodetabek: Didukung Depok-Tangsel, Dipertanyakan Bogor

Namun, angka kesembuhan juga menurun. Ini datanya:

4-10 Januari: kesembuhan (78,22 persen), kematian (2,37 persen)

11-17 Januari: kesembuhan (78,48 persen), kematian (2,31 persen)

18-24 Januari: kesembuhan (78,26 persen), kematian (2,14 persen)


Bersamaan dengan itu, jumlah kasus aktif/pasien semakin banyak. Dengan positivity rate disebut lebih dari 30 persen, Depok mengumumkan sedikitnya 300 kasus baru Covid-19 per hari sepekan terakhir, meningkat drastis dibandingkan pekan-pekan lampau:

Baca juga: Depok Ingin Bangun RS Covid-19 Khusus Ibu Hamil dan Melahirkan

4-10 Januari: 1.624 kasus/232 kasus per hari

11-17 Januari: 2.195 kasus/313,5 kasus per haru

18-24 Januari: 2.686 kasus/383 kasus per hari

Bahkan, ada 437 kasus baru Covid-19 dalam sehari kemarin, temuan tertinggi kedua selama hampir 11 bulan pandemi berlangsung.

Kini, masih ada 4.786 pasien Covid-19 di Depok yang mesti menjalani isolasi maupun dirawat di RS, terbanyak sepanjang riwayat pandemi.

Indikator penentuan zonasi wilayah

Penentuan zonasi wilayah oleh Satgas Covid-19 RI berdasarkan perhitungan skor dari 14 indikator kesehatan masyarakat, termasuk skor surveilans dan pelayanan kesehatan, bukan hanya berdasarkan jumlah kasus Covid-19.

Berikut rinciannya:

Indikator epidemiologi

1) Penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

2) Penurunan jumlah kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

3) Penurunan jumlah meninggal kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

4) Penurunan jumlah meninggal kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

5) Penurunan jumlah kasus positif & probable yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

6) Penurunan jumlah kasus suspek yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak

7) Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif & probable

8) Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk

9) Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk

10) Kecepatan Laju Insidensi per 100,000 penduduk

Indikator surveilans kesehatan masyarakat

1) Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir

2) Positivity rate rendah (target ≤5% sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)

Indikator pelayanan kesehatan

1) Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS

2) Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com