Karena pengalaman di keluarganya tersebut, Stephanie pun menyarankan waktu yang tepat bagi warga yang ingin menjalani tes swab.
"PCR swab sangat dianjurkan dilakukan pada periode H+4 kontak erat. Pada rentang tersebut bisa terdeteksi apakah virus sudah masuk atau tidak," jelasnya.
Stephanie mengaku kaget ketika mengetahui terpapar Covid-19 mengingat hampir setahun, ia dan keluarga sangat patuh terhadap protokol kesehatan.
"Benteng pertahanan yang kita bangun selama hampir setahun hancur karena kita izinkan ART mudik dua minggu. Tapi, ketika tahu ART positif, saya sudah persiapkan diri terpapar juga sehingga telah memikirkan strategi untuk isolasi mandiri," ujar Stephanie.
Karena itu, dia punya pesan kepada masyarakat yang masih abai terhadap Covid-19.
"Covid-19 beneran nyata! Seumur-umur saya enggak pernah anosmia, baru kemarin pas terinfeksi ngerasain sendiri fungsi penciuman enggak berjalan sama sekali," paparnya.
Stephanie bahkan bersaksi betapa ramai kondisi di rumah sakit (RS) yang menangani pasien Covid-19.
"Yang bilang teori konspirasi, coba main dulu ke IGD. Puluhan orang ngantri di IGD demi bisa dapat kamar dan dapat penanganan medis yang memadai. Walau penyakit Covid-19 ditanggung negara, tapi kalau RS-nya enggak ada, ya mau gimana? Apalagi ICU penuh di semua RS Jabodetabek. Jadi, jangan coba-coba lah. Nanti kalian menyesal," katanya.
Stephanie juga mengimbau para penyintas Covid-19 agar tetap melaksanakan protokol kesehatan karena, menurutnya, penyintas juga dapat terpapar lagi.
"Pengalaman sakit kemarin jadi bahan introspeksi agar saya lebih mawas diri lagi ke depannya. Paling enggak, saya harus memastikan bahwa tubuh saya enggak membawa virus atau maut bagi orang lain," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.