Sedangkan Nanda, warga Kemandoran, Jakarta Selatan setuju dengan langkah Pemerintah untuk menerapkan GeNose di stasiun. Sebab menurutnya, harga tes dengan alat ini jauh lebih murah.
Bahkan menurut Nanda, GeNose bisa dijadikan pilihan tes serta meningkatkan pelacakan bagi para penumpang kereta jarak jauh.
"Setuju aja sih. Untuk meningkatkan tracing GeNose bisa jadi pilihan. Toh secara harga lebih murah dibanding swab antigen atau PCR," kata Nanda.
Kendati setuju dengan rencana ini, namun Nanda mengaku ragu dengan akurasi GeNose. Menurutnya, masih diperlukan pihak ketiga untuk lebih meyakinkan masyarakat bahwa alat tersebut efektif untuk screening awal.
Baca juga: Penumpang KA Disarankan Tes GeNose Sehari Sebelum Keberangkatan
"Kalau akurasinya masih ragu. Masih butuh riset pihak ketiga yang lebih meyakinkan," tutur Nanda.
Sebagai informasi, tarif yang dikenakan saat tahap uji coba sebesar Rp 20.000. Tarif tersebut lebih murah dibanding dengan tarif rapid tes antigen di stasiun yang harganya mencapai Rp 105.000.
Menurut Joni, alat ini bisa digunakan sebagai alternatif pemeriksaan Covid--19. Dengan hadirnya alat ini, maka layanan rapid antigen di stasiun bukan berarti ditiadakan. Layanan rapid test antigen di stasiun masih tersedia di 46 stasiun di Pulau Jawa dan Sumatera.
Dia berharap, kehadiran layanan ini semakin memperkuat deteksi dini penularan Covid-19.
Baca juga: Berlaku 5 Februari, Tarif Tes Genose C19 di Stasiun Pasar Senen Rp 20.000
"Sehingga lebih mempercepat pencegahan penularan Covid-19 dan menjadikan moda transportasi kereta api yang makin nyaman, aman, dan sehat," ucap Joni.
Sebagai informasi, GeNose C19 merupakan alat screening Covid-19 yang dibuat oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Adapun cara kerjanya adalah dengan meniru hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk membedakan pola senyawa yang dideteksi.
Alat ini diklaim dapat melakukan screening melalui embusan napas seseorang untuk mendeteksi keberadaan virus Covid-19.
Perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software AI terlatih untuk membedakan sampel napas orang yang diduga terinfeksi Covid-19 atau negatif Covid-19.
GeNose saat ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Nomor Kemenkes RI AKD 20401022883. Alat tersebut juga telah ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2021.