Dicky menjelaskan, rata-rata masa inkubasi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 adalah 14 hari.
Maka, apabila hanya ada dua hari pembatasan pergerakan, pada hari ketiga masih bisa terjadi penularan.
"Mungkin kurang dari 10 persen, setelah itu maju lagi kasusnya. Intinya ada fungsi (pengereman) dua hari itu, kemudian hari setelahnya akan naik lagi," ujar Dicky saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/2/2021).
Dicky mengambil contoh penerapan lockdown di Queensland, Australia, yang diterapkan ketika kasus Covid-19 baru satu kasus.
Lockdown yang diberlakukan di Queensland bukan untuk menekan jumlah penularan, tetapi untuk memaksimalkan tracing kasus kontak dari satu kasus yang ditemukan.
"Tiga hari untuk mengoptimalkan strategi tracing testing, dari satu kasus positif, pemerintah negara bagian ini mendapatkan 19.000 kasus kontak dari satu kasus," paparnya.
Dicky pun menyarankan, apabila lockdown ingin diberlakukan, sebaiknya dilaksanakan selama dua minggu.
Untuk lebih maksimal, menurut Dicky, lockdown tidak hanya dilakukan di Jakarta saja, tapi serentak di semua daerah di Indonesia yang semakin parah diterpa kasus Covid-19.
"Biar tidak seperti main yoyo, bolak-balik (PSBB). Padahal kita tahu pandemi ini masih lama," katanya.
Baca juga: Epidemiolog: Wuhan Lockdown Pas 50 Kasus, Indonesia Ratusan Ribu Baru Mau Lockdown
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Pemprov DKI mempertimbangkan lebih matang terkait wacana lockdown akhir pekan tersebut.
Menurut Pras, akan ada banyak sektor yang bersinggungan dengan kebijakan lockdown tersebut, seperti sektor ekonomi.
"Jadi kalau lockdown harus dipikirkan matang-matang, sekarang kan semua tersentuh. Masalah ekonomi tersentuh juga kita sangat anjlok dalam pendapatan," ucap Pras dalam keterangan suara, Rabu.
Diakui Pras, pandemi Covid-19 saat ini memang dalam kondisi serius. Karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama ikut dalam pencegahan penularan Covid-19 dan mendukung program pemerintah dengan aktif menjalan protokol kesehatan.
"Situasi ini emang nggak main-main, (caranya) sama-sama mendukung program dengan SOP (standar operasional prosedur) yang ada. SOP Covid-19 itu," ucap Pras.
Pras menambahkan, perlu ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam mengendalikan penyebaran Covid-19.
"Kalau semuanya pada cuek bebek ya susah juga," ucap Pras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.