TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sempat memperkirakan terjadinya baby boom atau meledaknya angka kelahiran di Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, bekerja dari rumah (work from home) selama pandemi menjadi salah satu pemicu terjadinya fenomena baby boom.
"Sangat mungkin korelasinya, karena ketika suami-istri jadi satu di rumah dan 'stay at home', tidak dimungkiri kontak seksual akan terjadi dan ini hal lumrah yang manusiwi," ujar Hasto kepada Antaranews pada Mei 2020.
Baca juga: Pemprov DKI Ingin Pakai Gedung Disdik untuk Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Hamil
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina menambahkan, baby boom bisa mencapai 500 ribu kehamilan.
"Diperkirakan akan terjadinya baby boom sekitar 375 ribu sampai 500 ribu kehamilan," kata Eni pada akhir Agustus 2020, dikutip dari Antaranews.
Stara Anna, warga Pondok Aren, Tangerang Selatan, membagikan kisahnya sebagai ibu hamil di era pandemi.
Saat ini, Stara tengah mengandung anak kedua. Kehamilannya sudah memasuki bulan keenam.
Dia mengaku tidak rutin mengontrol kandungannya sesering saat tengah hamil anak pertama yang kini berusia belum genap 2 tahun.
"Dari pertama tahu hamil sampai sekarang, baru dua kali (kontrol ke dokter kandungan). Pertama, pas akhir trimester 1 sekitar minggu ke-12 buat cek perkembangan janin dan kalau ada kelainan. Yang kedua pas awal trimester 2, sekitar minggu ke-20 buat cek kelengkapan organ," kata Stara kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).
'Waktu hamil anak pertama, ceknya benar-benar tiap satu bulan sekali," lanjutnya.
Dijelaskan Stara, pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan ia tidak rutin mengontrol kandungan.
"(alasan) utamanya karena pandemi ini sih, jadi ingin seminim mungkin ke rumah sakit. Alhamdulillah, hamilnya tidak ada yang aneh. Bayinya juga anteng, jadi lebih santai bawaannya," ujar Stara.
Stara tak menampik bahwa ekonomi juga menjadi alasan lainnya. Dia memilih menggunakan asuransi dari kantor ketimbang memakai BPJS Kesehatan.
"Waktu bayi pertama, check up dikover BPJS, tapi ya harus sabar antrinya. Sedangkan bayi kedua ini pakai asuransi rawat jalan kantor. Artinya, waktu tunggu dokter bisa lebih singkat, fasilitas lebih nyaman. Jadi, saya enggak perlu berlama-lama di rumah sakit," paparnya.
Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Hamil Ditunda
Menjadi ibu hamil di era pandemi, diakui Stara, punya tantangan tersendiri. Terlebih, ia juga berstatus sebagai karyawati.