Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapolsek Cilandak Gendong Seorang Nenek Korban Banjir...

Kompas.com - 22/02/2021, 13:28 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - “Maaf, Pak, maaf banget, Pak. Maaf banget, pak, maaf,” ujar Sukarni (60) begitu dievakuasi Kapolsek Cilandak, Kompol Iskandarsyah (34) dengan cara digendong.

Sukarni merupakan salah satu warga RT 08 RW 02 di Jalan Mandala Bawah 2, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan yang terdampak banjir hingga setinggi dua meter pada Sabtu (20/2/2021) dini hari.

Saat itu, Sukarni dievakuasi saat banjir mulai surut hingga 80 centimeter.

Iskandarsyah menggendong Sukarni di belakang sejauh 100 meter untuk menuju titik aman.

“Saya ngga tahu sama sekali. Ngga tahu siapa. Saya ngga tahu pak itu kapolsek. Semalem baru tahu itu Kapolsek Cilandak pas pak lurah dateng ke sini,” ujar Sukarni saat ditemui Kompas.com di posko pengungsian RT 08 RW 02, Minggu (21/2/2021) siang.

Baca juga: Polisi Sita Perahu Karet FPI Saat Evakuasi Korban Banjir di Cipinang Melayu

Sukarni sepanjang proses evakuasi terus meminta maaf kepada Iskandarsyah. Saat itu, ia tidak tahu orang yang membantunya menjabat Kapolsek Cilandak.

Di rumahnya yang terendam banjir, Sukarni saat itu hanya bersama cucunya. Anaknya masih menyelamatkan motornya dari terjangan banjir.

Tim evakuasi termasuk Kapolsek Cilandak kemudian datang ke rumahnya. Tim menawarkan bantuan kepada Sukarni untuk dievakuasi.

“Awal mulanya bapak Kapolsek meminta untuk selamatkan karena banjirnya takutnya semakin meninggi,” tambah Sukarni.

Sukarni (60), korban banjir di Jalan Mandala 2 Bawah RT 08 RW 02 Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan yang digendong Kapolsek Cilandak Kompol Iskandarsyah untuk dievakuasi saat banjir pada Sabtu (20/2/2021) pagi.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Sukarni (60), korban banjir di Jalan Mandala 2 Bawah RT 08 RW 02 Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan yang digendong Kapolsek Cilandak Kompol Iskandarsyah untuk dievakuasi saat banjir pada Sabtu (20/2/2021) pagi.

Sukarni sempat menolak tawaran evakuasi dari Iskandarsyah. Ia beralasan tak bisa berjalan kaki lantaran kakinya sakit.

Sukarni menderita pengeroposan tulang dan asam urat. Kakinya sakit jika digunakan untuk berjalan kaki.

“Saya pengeroposan tulang. Saya hidupnya minum obat, tapi ngga bisa sembuh, cuma kurangin sakit. Setiap hari itu. Saya kalau kena air hujan itu bengkak kakinya. Kalau banyak gerak, itu sakit. Jadi biru. Nyeri karena nahan beban,” ujar Sukarni.

Baca juga: Anies Tinjau Banjir di Kemang, Warga: Pak Tolong, Enggak Ada Air

Ia akhirnya menerima tawaran dari Iskandarsyah. Tentu tawaran itu diterimanya dengan tak rasa tak enak.

“Saya jadi ngga enak hati digendong Kapolsek. Mana ganteng lagi. Saya kan nenek-nenek 60 tahun. Ngga enaknya itu, tapi ya saya alhamdulillah. Saya terima kasih ke Pak Kapolsek. Saya minta maaf karena berat,” tambah Sukarni.

Sepanjang jalan, Sukarni melihat Iskandarsyah sangat tenang mengevakuasi dirinya. Sukarni hanya bisa merangkul leher Iskandarsyah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com