"Yang biayain tes itu penyelenggara acara. Kita juga harus tetap pakai masker selama acara, cuci tangan juga," tambahnya.
Baca juga: Pengangguran Meningkat akibat Pandemi, Jokowi Minta Eksekusi Proyek Padat Karya Dipercepat
Menjadi usher DYS geluti sejak masih berstatus mahasiswi.
"Saya mulai jadi usher dari zaman kuliah, dimulai jadi SPG (sales promotion girl). Belum kenal (profesi) usher. Setelah kenal banyak orang, saya diajak jadi usher. Sekitar tahun 2012," beber DYS.
Karena itu, ia dapat mengetahui lebih rinci mengenai periode ramainya menggunakan jasa usher sebelum masa pandemi Covid-19.
"(sebelum pandemi) Jasa usher itu ramai digunakan pertengahan sampai akhir tahun. Kalau di awal tahun memang selalu sepi, sih, bahkan tanpa pandemi. Mulai ramai per Maret. Desember biasanya paling ramai," ungkapnya.
Tak pelak, menurut DYS, banyak rekan-rekan seprofesinya yang kini terdampak karena sepi job.
"Banyak teman terdekat dan sering kerja bareng yang terdampak karena pekerjaan utama kita memang sebagai usher. Sampai akhirnya, banyak teman yang buka usaha seperti jualan online," kata DYS.
Dia pun benar-benar berharap pandemi Covid-19 segera berlalu dan suntik vaksin cepat diberikan ke masyarakat.
"Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Vaksin juga cepat disalurkan ke seluruh warga Indonesia supaya kita bisa sehat dan (situasi) normal kembali. Enggak ada lagi new normal, bisa benar-benar normal seperti dulu, bisa beraktivitas biasa dan event berjalan lagi," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.