Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Kota Bogor Dimulai Pekan Depan, 34.785 Pelayan Publik Jadi Prioritas

Kompas.com - 24/02/2021, 21:56 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor merencanakan pemberian vaksin Covid-19 tahap kedua dimulai pada Senin (1/3/2021).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, kelompok yang menjadi sasaran selanjutnya dalam vaksinasi tahap kedua itu adalah pelayan publik.

Retno menuturkan, ada 12 profesi pelayan publik di Kota Bogor yang masuk daftar penerima vaksin.

Mereka terdiri dari PNS, TNI, Polri, pegawai BUMD, BUMN, guru, dosen, pedagang pasar, Satpol PP, wartawan, driver ojek dan taksi online, pelaku wisata, dan tokoh agama.

"Minggu depan paling, hari Senin kami mulai vaksinasi tahap kedua,” kata Retno, Rabu (24/2/2021).

Retno menjelaskan, Pemkot Bogor telah menerima 7.730 vial yang berisi 69.570 dosis vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech.

Baca juga: Kota Bogor Dapat 69.570 Vaksin Covid-19 Tahap 2 untuk ASN hingga Wartawan

Ribuan vaksin itu saat ini telah disimpan di gudang farmasi Dinkes Kota Bogor.

Retno menyampaikan, vaksin-vaksin tersebut akan diberikan kepada 34.785 orang pelayan publik di Kota Bogor.

"Sekarang ini satu vial berisi 5 cc, di mana penggunaannya untuk sembilan orang. Jadi kalau kami hitung dari 7.730 vial dikali sembilan, itu kan 69.570 untuk dua kali dosis," ujarnya.

"Karena satu orang butuh dua dosis, sehingga kalau dibagi dua dosis jadinya 34.785 orang sasarannya,” tambahnya.

Retno menuturkan, saat ini pihaknya terus mematangkan persiapan mulai dari jumlah sasaran prioritas penerima vaksin hingga teknis pelaksanaannya.

Ia menyebutkan, jumlah vaksin yang diterima kali ini lebih banyak dari vaksinasi tahap sebelumnya.

Baca juga: Tak 24 Jam, Ganjil Genap Kota Bogor Akhir Pekan Ini Berlaku Pukul 09.00-18.00 WIB

Oleh sebab itu, ada opsi untuk menggunakan tempat yang lebih luas dalam kegiatannya.

"Kami masih melakukan mapping, mana-mana yang diprioritaskan. Begitu juga dengan tempat. Untuk jumlah vaksinasi tahap dua lebih banyak, mungkin kami bisa gunakan tempat-tempat luas," tuturnya.

"Dari pengalaman tiga kali vaksinasi massal ternyata lebih terkontrol karena dalam sehari kami bisa 600-700 orang dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com